Example 728x250
Daftar Penyakit

Penyebab Penyakit Difteri Pada Lansia

65
×

Penyebab Penyakit Difteri Pada Lansia

Sebarkan artikel ini
Penyakit Difteri Pada Lansia
Penyakit Difteri Pada Lansia


Golansia.com – Bakteri merupakan salah satu penyebab penyakit yang menimbulkan masalah dalam menyebarkan infeksi di dalam tubuh. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat terjadi dengan mudah dan cepat.

Ada banyak penyakit yang bisa disebabkan oleh bakteri, termasuk penyakit pernafasan seperti difteri. Penyakit ini dapat terjadi pada semua usia dan lebih rentan terjadi pada anak-anak dan orang lanjut usia.

Namun apa yang membuat lansia lebih rentan terkena difteri dibandingkan orang muda? Untuk mengetahui jawaban pastinya, Anda bisa membaca ulasan berikut ini!

Penyebab Lansia Dapat Rentan Mengidap Difteri

Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang hidung dan tenggorokan. Bakteri ini dapat menyebabkan peradangan di area tersebut dan mempengaruhi pernapasan.

Selain itu, cedera lain dapat memengaruhi otot jantung, sistem saraf, dan ginjal. Penyakit ini umum terjadi pada anak-anak dan orang berusia di atas 60 tahun.

Lalu apa yang membuat lansia lebih rentan terkena difteri?

Lansia rentan terkena penyakit cacar karena status imunisasinya yang tidak lengkap sepanjang hidupnya. Hal ini termasuk tidak pernah mendapatkan suntikan atau vaksin, atau mengalami respon imun yang tidak efektif terhadap suatu vaksin, atau menerima suntikan booster bertahun-tahun setelah vaksin. Untuk sistem kekebalan tubuh yang memadai, penting bagi setiap orang untuk memiliki tingkat antitoksin sebesar 0,1 IU/ml.

Selain itu, lansia juga rentan untuk mengalami difteri karena faktor usia yang membuat sistem imunitasnya tidak terlalu kuat untuk melawan bakteri yang masuk ke tubuh.

Dengan begitu, ketika bakteri masuk ke tubuh, pertahanannya tidak sekuat ketika muda dulu. Saat infeksi menyebar, sistem pertahanan tubuh tidak dapat membendungnya dan jika dibiarkan komplikasi berbahaya dapat terjadi.

Maka dari itu, pastikan orangtua kamu sudah mendapatkan imunisasi yang ampuh untuk menangkal difteri, yaitu vaksin DTaP. Setiap orang harus mendapatkan vaksin yang dapat mencegah difteri setiap 10 tahun sekali.

Dengan begitu, tubuhnya akan menjadi lebih kuat untuk menahan bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan gangguan pada jalannya pernapasan. Memang, pencegahan lebih baik dilakukan daripada pengobatan nantinya.

Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal gangguan difteri pada lansia, tanyakan saja pada dokter di Halodoc. Caranya mudah, kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc di smartphone yang kamu gunakan!

Selain itu, kamu juga dapat melakukan pemesanan online untuk pemeriksaan fisik terhadap difteri pada beberapa rumah sakit yang bekerjasama dengan Halodoc.

Pengobatan terhadap Difteri pada Lansia

Setiap orang yang mengidap difteri harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Hal tersebut dilakukan setelah memastikan diagnosisnya akibat gejala yang timbul pada tenggorokan yang disebabkan infeksi bakteri. Umumnya, dokter akan langsung memberikan anti-toksin khusus melalui suntikan atau infus untuk menetralkan racun.

Apabila penyakit ini tidak kunjung sembuh, seseorang yang mengidap difteri mungkin memerlukan bantuan ventilator yang berguna untuk membantu pernapasan, terlebih jika saturasi oksigennya menurun. Pada beberapa kasus, racun tersebut mungkin menyebar ke organ penting lainnya yang membutuhkan perawatan lebih intens.

Seseorang yang mengalami difteri harus dalam keadaan isolasi agar tidak menyebarkan penyakitnya. Selain itu, orang sekitarnya yang belum mendapatkan imunisasi harus menghindari kontak dengan orang tersebut. Dengan begitu, bakteri yang bisa menjadi penyebab penyakit ini tidak berpindah ke tubuh orang yang belum menerima vaksin tersebut.

Rawat inap segera dan intervensi dini memungkinkan seseorang yang terserang difteri untuk lebih cepat pulih. Setelah antibiotik dan anti-toksin mulai bekerja, pengidap gangguan pada pernapasan tersebut harus beristirahat sekitar 4-6 minggu hingga benar-benar pulih.

Dengan banyak beristirahat, seseorang yang mengidap radang otot jantung dapat pulih dengan cepat setelah menerima vaksin difteri yang juga dapat mencegah kekambuhan. Walau begitu, hal tersebut tidak menjamin kekebalan tubuh seumur hidup.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *