Example 728x250
Daftar Penyakit

Ketahui Tentang Infeksi Saluran Kemih Pada Lansia

84
×

Ketahui Tentang Infeksi Saluran Kemih Pada Lansia

Sebarkan artikel ini
Infeksi Saluran Kemih Pada Lansia
Infeksi Saluran Kemih Pada Lansia


Golansia.com – Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri atau jamur yang terjadi pada sistem saluran kemih. Ini bisa termasuk ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Selain itu, infeksi saluran kemih termasuk infeksi yang paling banyak terjadi pada lansia. Mereka mungkin juga memiliki gejala yang lebih parah dibandingkan orang dewasa muda.

Jika bakteri masuk ke dalam uretra dan sistem kekebalan tubuh tidak melawannya, bakteri tersebut dapat menyebar ke kandung kemih dan ginjal. Mengutip News Today, sebuah penelitian melaporkan bahwa infeksi saluran kemih menyumbang hampir 10,5 juta kunjungan dokter di Amerika Serikat pada tahun 2007. Wanita lebih mungkin terkena infeksi saluran kemih dibandingkan pria karena uretra lebih pendek dibandingkan pria. Namun, risiko infeksi saluran kemih meningkat seiring bertambahnya usia.

Gejala Infeksi Saluran Kemih pada Lansia

Gejala infeksi saluran kemih yang paling umum antara lain:

  • Keinginan yang lebih mendesak untuk buang air kecil.
  • Peningkatan buang air kecil.
  • Rasa terbakar, nyeri, atau ketidaknyamanan saat buang air kecil.
  • Merasakan tekanan di perut bagian bawah atau panggul.
  • Urin keruh, kental, atau berbau.
  • Kandung kemih tidak terasa kosong setelah buang air kecil.
  • Demam
  • Nyeri di perut bagian bawah, panggul, atau punggung/
  • Adanya darah dalam urine.
  • Kelelahan
  • Mual dan muntah.

Sementara itu, ada beberapa gejala tambahan infeksi saluran kemih pada lansia. Gejala ini biasanya terkait dengan perubahan perilaku, seperti:

  • Kegelisahan
  • Halusinasi
  • Penarikan sosial.
  • Agitasi
  • Kebingungan

Dokter tidak yakin mengapa gejala tambahan seperti kebingungan atau delirium terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Satu teori mengatakan bahwa pembuluh darah pada lansia yang memasok ke otak jadi lebih lemah dan kemungkinan besar memungkinkan infeksi masuk ke sistem saraf.

Jika orang terdekat mengalami gejala mirip ISK, sebaiknya segera diskusikan dengan dokter di Halodoc. Dokter akan memberikan saran kesehatan yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi dan mencegah ISK pada lansia semakin parah.

Penyebab Infeksi Saluran Kemih pada Lansia

Lansia yang tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang lebih mungkin terkena ISK. Bakteri atau jamur yang masuk ke saluran kemih bertanggung jawab menyebabkan ISK. Banyak ISK terjadi karena E. coli, sejenis bakteri yang umumnya ada dalam tinja dan dapat masuk ke sistem saluran kemih melalui uretra. Organisme lain yang dapat menyebabkan ISK mungkin terdapat pada orang dewasa yang lebih tua yang memiliki kateter atau tinggal di rumah sakit atau fasilitas perawatan.Faktanya, ISK paling sering terjadi pada penghuni fasilitas perawatan jangka panjang seperti panti jompo.

Sementara itu, ada beberapa faktor bisa yang meningkatkan risiko orang dewasa yang lebih tua mengembangkan ISK meliputi:

  • Perubahan dalam sistem kekebalan.
  • Paparan bakteri yang berbeda di rumah sakit atau fasilitas perawatan.
  • Kondisi kesehatan lainnya, seperti inkontinensia.
  • Pernah mengalami ISK sebelumnya.
  • Perubahan cara kerja sistem kemih, termasuk hipertrofi prostat pada pria.
  • Adanya kateter kemih, yaitu tabung yang menghubungkan kandung kemih ke kantung di luar tubuh untuk memungkinkan urine mengalir.

Pengobatan Infeksi Saluran Kemih pada Lansia

Antibiotik adalah pengobatan pilihan untuk ISK pada lansia. Dokter mungkin meresepkan amoksisilin dan nitrofurantoin (Macrobid, Macrodantin). Infeksi yang lebih parah mungkin memerlukan antibiotik spektrum luas seperti ciprofloxacin (Cetraxal, Ciloxan) dan levofloxacin (Levaquin).

Mereka harus memulai antibiotik sesegera mungkin dan meminumnya selama durasi pengobatan seperti yang ditentukan oleh dokter. Menghentikan pengobatan lebih awal, bahkan meski jika gejala sudah hilang, bisa meningkatkan risiko kekambuhan dan resistensi antibiotik.

Penggunaan antibiotik yang berlebihan juga meningkatkan risiko resistensi antibiotik. Untuk alasan ini, dokter kemungkinan akan meresepkan pengobatan sesingkat mungkin. Perawatan biasanya berlangsung tidak lebih dari 7 hari, dan infeksi akan hilang dalam beberapa hari. Selain itu, penting untuk minum banyak air selama perawatan untuk membantu membuang bakteri yang tersisa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *