Example 728x250
Daftar Penyakit

Lansia Sering Menderita Anemia, Kapan Anda Harus Menemui Dokter?

152
×

Lansia Sering Menderita Anemia, Kapan Anda Harus Menemui Dokter?

Sebarkan artikel ini
Lansia Sering Menderita Anemia
Foto: lansia kena anemia


Golansia.com – Anemia atau dikenal juga dengan sebutan “kekurangan darah” adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat. Hal ini menyebabkan organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen. Oleh karena itu, penderita anemia seringkali pucat dan mudah lelah.

Anemia adalah kondisi umum yang bisa diderita siapa saja. Namun, orang lanjut usia (lansia) berisiko mengalami anemia akibat kekurangan gizi atau penyakit kronis tertentu. Anemia dapat berdampak signifikan pada orang lanjut usia. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kapan lansia penderita anemia sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.

Penyebab Anemia pada Lansia

Anemia sering terjadi pada orangtua dan prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kriteria untuk anemia, yaitu hemoglobin kurang dari 12 g per dL pada wanita dan kurang dari 13 g per dL pada pria, prevalensi anemia pada orangtua diketahui berkisar antara 8-44 persen, dengan prevalensi tertinggi pada pria usia 85 tahun atau lebih.

Meningkatnya kasus anemia seiring dengan bertambahnya usia menyebabkan munculnya dugaan bahwa kadar hemoglobin yang lebih rendah mungkin merupakan konsekuensi normal dari penuaan.

Namun, penyebab paling umum dari anemia pada lansia adalah penyakit kronis dan kekurangan zat besi. Kekurangan vitamin B12, defisiensi folat, perdarahan, gastrointestinal dan sindrom myelodysplastic adalah beberapa penyebab lain anemia pada lansia.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Beberapa tanda dan gejala anemia secara umum, antara lain kelelahan, sesak napas, dan rasa dingin. Gejala lainnya, yaitu:

  • Pusing atau kelemahan
  • Sakit kepala.
  • Sakit lidah.
  • Kulit pucat, kulit kering atau kulit mudah memar.
  • Gerakan yang tidak diinginkan pada kaki bagian bawah (sindrom kaki gelisah).
  • Detak jantung cepat.

Dampak Anemia pada Tubuh Lansia

Dampak anemia pada tubuh tidak hanya sekadar kelelahan atau kedinginan. Tanda-tanda lain bahwa lansia mungkin kekurangan zat besi adalah kuku yang rapuh atau berbentuk sendok dan rambut rontok. Lansia yang mengalami anemia mungkin juga mengeluhkan bahwa indera perasa mereka sudah berubah atau mereka mungkin mengalami telinga berdenging.

Pada lansia, anemia juga bisa menyebabkan dampak yang lebih besar, seperti menyebabkan kebingungan atau depresi. Bila tidak diobati, anemia bisa menyebabkan aritmia (detak jantung tidak teratur), pembesaran jantung, atau gagal jantung. Anemia yang tidak diobati juga bisa memperpendek umur lansia.

Kapan Harus ke Dokter?

Bawalah lansia ke dokter bila mereka mengeluh kelelahan, tapi tidak diketahui apa penyebabnya. Kelelahan bisa disebabkan oleh banyak hal selain anemia. Maka dari itu, jangan langsung berasumsi bahwa bila lansia lelah pasti anemia.

Selain itu, bila lansia menunjukkan tanda dan gejala anemia seperti yang sudah disebutkan di atas, sebaiknya periksakan ia ke dokter.

Pengobatan Anemia

Pertama-tama, dokter akan mencari tahu terlebih dahulu apakah anemia yang dialami lansia disebabkan oleh pola makan yang buruk atau masalah kesehatan yang lebih serius. Kemudian, pengobatan akan ditentukan berdasarkan penyebabnya.

Bila anemia pada lansia disebabkan oleh defisiensi zat besi, dokter bisa melakukan cara-cara berikut untuk mengobatinya:

  • Memberikan suplemen zat besi.
  • Merekomendasikan makanan tinggi zat besi dan makanan yang membantu tubuh menyerap zat besi (seperti makanan yang mengandung vitamin C).
  • Memberikan zat besi melalui infus intravena (pengobatan ini sering menjadi pilihan bagi pengidap penyakit ginjal kronis.
  •  Melakukan transfusi sel darah merah.

Bila anemia disebabkan oleh perdarahan internal, dokter mungkin perlu melakukan operasi untuk menghentikannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *