Example 728x250
Daftar Penyakit

Migrain Pada Lansia, Bagaimana Cara Mengobatinya?

73
×

Migrain Pada Lansia, Bagaimana Cara Mengobatinya?

Sebarkan artikel ini
Migrain Pada Lansia
Migrain Pada Lansia


Golansia.com – Sakit kepala migrain yang tak kunjung reda seringkali membuat penderitanya merasa kewalahan saat menjalani aktivitas sehari-hari. Hal ini karena migrain dapat terjadi pada pasien yang bergejala. Ini termasuk mual, sakit kepala, muntah, dan kepekaan terhadap cahaya atau suara.

Serangan migrain bisa berlangsung selama beberapa jam atau bahkan berhari-hari. Timbul pertanyaan: bagaimana cara mengobati migrain pada lansia?

Pentingnya Perubahan Pola Hidup

Menurut National Institutes of Health (NIH), tidak ada pengobatan khusus untuk migrain. Tujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala dengan segera dan mencegah gejala migrain. Untuk mencegah kambuhnya migrain, sebaiknya penderita menghindari berbagai hal yang dapat memicu sakit kepala tersebut.

Cobalah membuat jurnal untuk mengidentifikasi pemicu migrain. Kemudian Anda dan dokter dapat merencanakan cara menghindari pemicu tersebut. Selain itu, penderita migrain juga perlu melakukan beberapa perubahan gaya hidup untuk menghilangkan migrain.

  • Menurut NIH, pegidapnya harus menerapkan pola hidup sehat, seperti:
  • Menerapkan kebiasaan tidur yang lebih baik, seperti cukup tidur dan tidur pada waktu yang sama setiap malam.
  • Kebiasaan makan yang lebih baik, termasuk tidak melewatkan makan dan menghindari makanan yang dapat memicu migrain.
  • Kelola stres dengan baik.
  • Menurunkan berat badan bagi mereka yang memiliki kelebihan berat badan.

Namun, bila pengidapnya (termasuk lansia) sering mengalami serangan migrain, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan untuk mengurangi jumlah serangan tersebut. Biasanya pasien disarankan untuk mengonsumsi obat setiap hari agar hasilnya efektif. Obat-obat yang diberikan, seperti:

  • Obat tekanan darah, seperti beta blocker.
  • Obat anti kejang.
  • Agen peptida terkait gen kalsitonin.

Suntikan Botulinum toxin type A (Botox) juga membantu mengurangi serangan migrain, jika terjadi lebih dari 15 hari dalam sebulan.

Di samping itu, menurut NIH asupan mineral dan vitamin juga dapat meredakan migrain pada beberapa orang. Oleh sebab itu, tanyakan pada dokter untuk mengetahui suplemen atau vitamin apa yang tepat untuk dirimu. Biasanya dokter akan merekomendasikan riboflavin atau magnesium.

Beberapa orang merasa lega dengan mineral dan vitamin. Tanyakan kepada penyedia untuk mengetahui apakah riboflavin atau magnesium tepat untuk kamu.

Nah, bagi kamu yang ingin membeli obat atau vitamin untuk mengatasi keluhan migrain, kamu dapat menggunakan aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu repot keluar rumah. Sangat praktis, bukan?

Harus Menghindari Pemicunya

Cara untuk mengelola penyakit, pengidapnya perlu menghindari berbagai hal yang dapat memicu migrain. Lantas, apa saja yang harus dihindari pengidapnya agar sakit kepala ini tak kembali menyerang?

Menurut NIH, berikut ini hal yang diduga memicu serangan migrain:

  • Perubahan kadar hormon selama siklus menstruasi wanita atau dengan penggunaan pil KB.
  • Perubahan pola tidur, seperti kurang tidur.
  • Konsumsi alkohol.
  • Olahraga atau stres fisik lainnya.
  • Suara keras atau cahaya terang.
  • Makan tidak tepat waktu.
  • Bau-bauan atau parfum.
  • Merokok atau terpapar asap rokok.
  • Stres dan kecemasan.

Migrain juga bisa dipicu oleh makanan tertentu, yang paling umum adalah:

  • Makanan olahan susu, terutama keju tertentu.
  • Makanan dengan monosodium glutamat (MSG).
  • Makanan dengan tyramine, yang meliputi anggur merah, keju tua, ikan asap, hati ayam, buah ara, dan kacang-kacangan tertentu.
  • Buah-buahan (alpukat, pisang, buah jeruk).
  • Daging yang mengandung nitrat (bacon, hot dog, salami, daging yang diawetkan).
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian lainnya.
  • Makanan olahan, fermentasi, acar, atau diasinkan.

Sakit kepala migrain sebenarnya bukan akibat tumor otak atau masalah medis serius lainnya. Hanya dokter yang berspesialisasi dalam sakit kepala yang dapat menentukan apakah gejala tersebut disebabkan oleh migrain atau kondisi lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *