Example 728x250
BerandaDiare

Aneka Jenis Makanan Untuk Penderita Diare

194
×

Aneka Jenis Makanan Untuk Penderita Diare

Sebarkan artikel ini
diare


Diare menjadi salah penyakit yang umum terjadi. Tak kenal usia dan jenis kelamin, rasanya hampir setiap orang pernah mengalami diare. Diare terjadi ketika feses atau tinja berbentuk cair. Pada kasus tertentu, kotoran yang keluar akan disertai dengan buih. Jika tak segera diatasi, diare dapat berakibat fatal lho.

Sejauh ini, ada banyak sekali pencetus terjadinya diare. Yang paling umum dan banyak terjadi adalah diare yang disebabkan karena saluran pencernaan yang telah terinfeksi oleh virus dan bakteri. Nah, untuk kasus ini, biasanya datang dari makanan yang kurang higienis. Beberapa bakteri yang acapkali menyerang tubuh lewat makanan seperti bakteri salmonella, e.cli, dan shigella.

Tak hanya dari kebersihan makanan saja, bakteri juga dapat mengkontaminasi tangan dan bagian tubuh lainnya. Apalagi, ketika Anda menggunakan fasilitas umum, seperti toilet. Nah, jika Anda tak mencuci kembali tangan Anda dengan sabun hingga benar-benar bersih, bahaya diare dapat saja mengintai.

Selain bakteri, virus konon juga menjadi salah satu penyebab diare yang paling umum terjadi. Sebagai contoh, infeksi virus rotavirus dan notovirus. Nah, keduanya tak hanya dapat menyebabkan diare saja lho, tapi juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan lainnya, seperti muntah-muntah. Selain sangat sering menginveksi, kedua virus tersebut juga dengan sangat mudah menyebar. Nah, jika Anda menemukan gejala semacam itu terjadi pada salah satu anggota keluarga, ada baiknya Anda memisahkan peralatan makan dan minumnya un tuk sementara waktu, hingga dinyatakan sembuh. Karena, rotavirus dan notovirus dapat menular melalui penggunaan alat makan dan minum secara bersamaan dengan penderita.

Selain itu, pada kasus yang lebih khusus, diare dapat pula disebabkan oleh alergi atau intoleransi terhadap makanan atau minuman tertentu. Sebagai dalah satu tanda bahwa tubuh tak dapat menerima asupan tertentu, maka tubuh akan bereaksi, salah satunya dengan diare. Pada kasus ini, diare akan terjadi sekitar 30 menit setelah mengkonsumsi makanan atau minuman tertentu. Diawali dengan kram perut, mual, pusing, diare hingga muntah.

Minuman yang mengandung laktosa, adalah yang paling banyak menyebabkan diare. Sedangkan makanan, ada banyak jenis makanan yang dapat menjadi pencetus diare. Seperti gluten, telur, seafood, dan kacang-kacangan. Selain alergi, diare yang disebabkan oleh makanan atau minuman juga bisa disebabkan oleh keracunan. Keracunan makanan bisa karena kadaluarsa, kemasan yang kurang terjamin, hingga adanya zat-zat berbahaya yang terdapat didalam makanan tersebut.

Langkah Awal Menghadapi Diare

Selain disebabkan beberapa hal diatas, diare juga dapat terjadi sebagai akibat dari kondisi medis tertentu. Seperti iritasi dan gangguan pada usus, diabetes, gangguan fungsi pada organ pancreas, celiac, hingga kanker dan tumor. Namun, hal ini tentu memberikan gejala yang berbeda dengan diare kebanyakan. Pada diare yang bersifat ringan dan sementara, akan segera membaik dalam kurun waktu 2 hingga 7 hari.

Diare juga akan sangat jarang sekali kambuh. Jika pun harus berulang, akan dengan mudah ditemukan penyebabnya. Saat terserang diare, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengembalikan cairan tubuh yang terbuang. Salah satu cara yang paling disarankan adalah dengan meminum cairan oralit. Anda juga dapat mengkonsumsi berbagai makanan berserat, sebagai pengganti asupan tubuh yang telah dikeluarkan. Hindari mengkonsumsi makanan dengan rasa yang tajam, seperti pedas dan asam. Minuman yang mengandung susu, soda dan alcohol juga tak boleh dikonsumsi untuk sementara, hingga diare membaik.

Untuk memberikan kenyamanan pada tubuh, Anda dapat mengoleskan minyak kayu putih pada perut. Jika diare terjadi pada anak-anak, campuran minyak kelapa dengan parutan bawang merah, mampu menghangatkan perut dari luar. Selain di perut, oleskan juga pada telapak tangan, kaki, dan punggung.

Nah, yang perlu diwaspadai adalah ketika diare tak kunjung membaik setelah lebih dari satu minggu. Diare juga terjadi secara berulang dengan intensitas yang cukup sering. Serta ada lendir bercampur darah yang keluar bersama feses. Jika menemukan gejala-gejala tersebut, maka segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut. Agar dapat segera diatasi dengan tepat.

Menu Makanan Yang Baik Dikonsumsi Oleh Penderita Diare

Diare dating disertai dengan rasa mulas dan tak nyaman diperut. Inilah yang menyebabkan beberapa orang kehilangan nafsu makan, ketika terserang diare. Padahal, ketika terkena diare, Anda harus segera menggantikan cairan tubuh dan serat yang terbuang. Hal ini, untuk meminimalisir dampak yang lebih buruk pada tubuh. Seperti lemas akibat kekurangan cairan dan nutrisi.
Beberapa menu makanan berikut ini, dapat diasup oleh penderita diare. Seperti:

1. Sup Sayuran Hangat

Makanan berkuah seperti sup sayuran dan sayur bayam hangat, dapat menjadi salah satu pilihan tepat ketika diare. Selain dapat menghangatkan perut, sup juga mampu mengembalikan energy yang terbuang saat diare. Sup dapat berisi kaldu ayam, sayuran yang tidak mengandung gas, seperti wortel, kentang, bayam, dan jamur.

2. Bubur

Makanan lunak memang jenis makanan yang paling dianjurkan untuk orang sakit. Selain lebih mudah dicerna, bubur juga lebih mudah dikonsumsi bagi orang sakit, yang sedang kehilangan nafsu makan. Pilihlah bubur yang terbuat dari beras putih, karena lebih ringan untuk lambung dan usus. Sedangkan bubur yang terbuat dari beras merah, malah harus dihindari karena mengandung gas yang tak baik untuk pencernaan kala diare.

3. Cairan Elektrolit

Saat terserang diare, tubuh akan kehilangan cairan yang keluar melalui feses dan keringat. Untuk itulah, minuman elektrolit sangat dianjurkan bagi penderita diare. Dapat berupa oralit, atau juga air dari kelapa muda. Selain segar, air kelapa muda juga mengandung banyak manfaat yang baik untuk tubuh.

Diare memang biasa menyerang siapa saja. Namun, bukan berarti serangan diare dianggap biasa-biasa saja. Harus tetap waspada, dalam menghadapi segala gejala penyakit. Tubuh hanya dapat mentoleransi tindakan sederhana dalam kurun waktu 3×24 jam. Jika gejala berlanjut lebih dari batas waktu tersebut, segera konsultasikan kepada dokter.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *