Example 728x250
Beranda

Puasa, Ibadah Tertua, Lintas Agama, Menjaga Akhlak, Meningkatkan Kesehatan dan Kualitas Manusia

148
×

Puasa, Ibadah Tertua, Lintas Agama, Menjaga Akhlak, Meningkatkan Kesehatan dan Kualitas Manusia

Sebarkan artikel ini


Tausyah Ramadhan BERSAMA KOSEINDO
Oleh :  Dr. H. Abidinsyah Siregar, DHSM, MBA, M.Kes (Penasehat PP-KOSEINDO)

GOLANSIA.COM – Ramadhan tak lama lagi meninggalkan kita. Jika Allah SWT pemilik kehidupan berkendak, maka kita akan bertemu Ramadhan lagi.

Ramadhan dan Ramadhan selalu dinanti, ditunggu penuh harap dan rindu. Saat tiba, ingin terus bersama, menggali kenikmatan Ramadhan.

Sekalipun katanya dahaga, tapi tak terasa. Sekalipun katanya serba terbatas tetapi leluasa. Sekalipun katanya kemampuan menurun tetapi ternyata bisa semakin produktif.

Meski katanya sempit, tetapi begitu luas waktu untuk ibadah dan beraktifitas.

Klub Gowes Komunitas Sehat Indonesia KOSEINDO pada Ramadhan tahun ini 2022M/1443H kembali melakukan kegiatan Bakti Sosial Ramadhan, dengan melakukan Gowes Kunjungan ke Panti-panti Asuhan anak Yatim, Dhuafa dan Lansia di Jakarta.

Kegiatan Gowes yang diorganisir Sekjen PP Koseindo DR.Dr.Lia GP,Sp.PK selaku Ketua Panitia berjalan lancar dan diikuti banyak pegowes yang sebahagian besar para pengabdi dunia Kedokteran/Kesehatan dan beberapa diantaranya Pati dan Pamen TNI AD/AL /AU dan Polri, ASN Madya/Utama dari Kemenkes, BKKBN dan RS termasuk Hermina.

Menurut Ketua Koseindo Laksma TNI (Purn) DR.Drg.Nora Lelyana, gowes Ramadhan selalu dirindu karena punya tantangan tersendiri, sembari kegiatan peduli juga terasa nikmat selain silaturrahmi.

Apalagi setelah 2 tahun terhenti karena Pandemi Covid-19.

Sekembali para pegowes mengunjungi Panti memberi Tali Asih dan Bantuan, kembali ke Aula Lembaga Kedokteran Gigi (Ladokgi) TNI-AL Jakarta, dan mengikuti Tausyah sembari menunggu berbuka puasa.

Puasa is All About The Value of Human
Ibadah Puasa (shaum) berfungsi sebagai sarana pembinaan nilai diri dan kepribadian manusia secara perseorangan/individual, yang puncaknya mencapai Takwa dan Terpelihara.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 183.

Mari kita simak ayat al-Qur’an di bawah ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (البقرة : ١٨٣)

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu menahan diri sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu takwa/terpelihara. (QS. 2 : 183)

Puasa merupakan ritual ibadah tertua. Nabi Adam AS berpuasa ayamul bidh 3 hari untuk memutihkan kembali kulitnya yang gosong karena “dilemparkan ke bumi”.

Nabi Zakaria AS, diperintahkan puasa bicara. Imran (yang kisahnya tertera dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran).

Imran tidak punya anak, ia berdoa kepada Allah SWT bahwa ia dan istrinya sudah tua tetapi belum punya keturunan, “siapakah pelanjut kami kelak ya Allah”. Mereka berpuasa, berserah diri pada Allah. Maka lahirlah Maryam. Yang kita kenal sebagai ibunda dari Nabi Isa AS.

Puasa sudah dilakukan semua ajaran agama dengan berbagai cara yang berbeda.

Menurut kamus bahasa Arab-Indonesia, kata ‘shaum’ berarti ‘menahan diri’.

Kata ‘shaum’ ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti : ‘menahan diri dari berkata dan berbuat keji, menahan amarah, menolak ajakan berkelahi, berbuat senonoh, tidak berbohong, tidak memperturutkan nafsu dan melakukan perbuatan tercela, dan keburukan lain sebagainya’,

Jadi, dengan begitu luasnya jangkauan yang ingin dituju oleh ibadah shaum tersebut, maka terlalu sederhana bila kita memberikan arti ‘shaum’ itu hanya sebatas suruhan menahan haus dan lapar dari imsak hingga terbenam matahari (puasa).

Sebuah perilaku menahan diri (seseorang)  dari melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan badaniah dan bathiniah; emosi dan perasaan; seks dan nafsu; cara berpikir, pelanggaran nilai, aturan hukum dan kedisiplinan, semua ditujukan untuk mencapai tingkat pemeliharaan diri secara sempurna (taqwa).

Hasil Puasa adalah kemampuan dalam Pengendalian Diri. Pelaksanaannya dapat diartikan sebagai:

  1. Menghentikan sementara waktu atau tidak melakukan sesuatu untuk jangka waktu tertentu, seperti: makan, minum dan berhubungan badan.
  2. Menghentikan untuk selamanya atau tidak akan melakukannya selamanya, seperti: berkelahi, berbuat onar, berbohong, mencuri dan lain-lain.
  3. Mengurangi kegiatan untuk berbagai keperluan. Seperti: mengurangi belanja pengeluaran dengan mengurangi jumlah kegiatan makan minum, atau melakukan penghematan, agar ada bahagian yang bisa berbagi dengan sesama yang butuh.

Kegiatan puasa merupakan sebuah PROYEK BESAR pembinaan  manusia.

Ia memiliki semua kelengkapan yang dimiliki oleh sebuah proyek antara lain, adanya :

  1. Tujuan dan target yang ingin dicapai,
  2. Kegiatan yang akan dilaksanakan,
  3. Waktu pelaksanaan kegiatan,
  4. Cara/metode yang dipakai,
  5. Orang-orang yang terlibat di dalamnya,
  6. Syarat-syarat yang mesti dipenuhi oleh pelaksana, dan
  7. Beberapa ketentuan lainnya.

Mengetahui segala sesuatu tentang seluk beluk sebuah kegiatan yang akan kita kerjakan adalah mutlak.

Karena setiap perbuatan yang kita kerjakan harus dapat/ mampu kita pertanggungjawabkan, baik di hadapan sesama manusia, utamanya dihadapan Allah, Tuhan yang memberi kita hidup dan kesempatan.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Isra ay. 36, yang terjemahannya : Dan janganlah engkau turut apa yang engkau tidak mempunyai ilmu padanya, (karena) sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati nurani, masing-masing dari padanya akan ditanya pertanggungjawaban dari hal itu. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.

Adalah sebuah kekeliruan besar bila suatu ketika kita berbuat sesuatu tanpa tahu apa, mengapa dan untuk apa kita melakukan perbuatan tersebut.

Bangsa Besar Indonesia, membutuhkan hadirnya orang-orang dengan kepribadian yang utuh sebagai manusia paripurna,   yang dirinya senantiasa terpelihara dari segala macam tabiat. sifat, watak, perangai buruk, korup dan tercela.

Dalam konsep Ilahiyah, Orang yang TERBAIK DAN PALING MULIA di sisi Allah, adalah orang yang paling terpelihara dirinya.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (الحجرات : ١٣)

Ya ayyuhan nasu inna khalaqnaakum min zakariw wa unsaa wa ja’alnaakum syu’ubaw wa qaba’ila lita’aarafuu, inna akramakum’indallahii atqaakum, innallaaha’alimun khabir

(QS 49, Al-Hujurat ayat 13)

Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan se-orang perempuan dan menjadikan kamu ber-bangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu  di sisi Allah adalah orang yang paling terpelihara dirinya (taqwa) di antara kamu.

Jika kita buat kriteria orang yang terpelihara, tentunya orang-orang yang memiliki akhlaq dan perangai yang mulia, baik dan menyenangkan, seperti:

  1. Selalu berkata baik (perkataannya menyenangkan dan menggembirakan, berisi pesan/ajakan berbuat baik), Bersahabat, jauh dari sikap bermusuhan,
  2. Berpandangan positif, optimis, menepati janji dan selalu berbaik sangka,
  3. Berpenampilan menyenangkan, hidup bersih, sehat dan suka menolong,
  4. Sederhana dalam berpakaian, makan dan minum dan dalam hidup keseharian,
  5. Merasa cukup dengan apa yang didapat dan dimiliki,
  6. Taat aturan, disiplin dan menjunjung tinggi tata nilai yang berlaku,
  7. Mendahulukan kepentingan bersama dari kepentingan pribadi,
  8. Selalu menjaga waktu shalat, dan taat menjalankan ibadah lainnya,
  9. Memaafkan dan jauh dari rasa dendam,
  10. Sabar, telaten dan tidak suka terburu-buru dan lain-lain.

Dan mampu menjauhkan dirinya dari :

  1. Berkata dusta, bohong, berkata kasar dan menimbulkan permusuhan,
  2. Kegemaran menebarkan issue, hoaks atau berita bohong,
  3. Suka menghina, mencaci, mencela, mengolok-olok dan mengadu domba,
  4. Memakan dan meminum yang haram,
  5. Membicarakan sesuatu yang sia-sia,
  6. Mengambil yang bukan miliknya, merampas hak dan kemerdekaan orang lain,
  7. Memperbudak dan memperalat orang lain untuk kepentingan diri sendiri,
  8. Berbuat keonaran, kejahatan dan kemaksiatan,
  9. Sombong, angkuh dan tinggi hati, paling segalanya,
  10. Boros, berfoya-foya. Dan segala macam bentuk kesia-siaan lainnya.

Bonus Kesehatan dan Berkualitas
Berpuasa mendapat bonus lainnya, yaitu SEHAT dan BERKUALITAS jika kita melakukan puasa dengan benar, mengikuti perintah agar ber-sahur diakhir waktu dan berbuka diawal waktu.

Rasulullah SAW bersabda: Tiadalah mengisi penuh, seorang anak Adam pada suatu wadah yang lebih berbahaya daripada mengisi penuh perutnya sendiri. Cukup bagi anak Adam beberapa suap makanan yang dapat menegakkan punggungnya. Dan jika harus lebih dari itu, maka hendaknya di bagi tiga; sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiganya untuk nafas.

Ada banyak bahaya yang siap menunggu bila kita tidak dapat mengendalikan pola makan dan minum kita.

Bila ketentuan dan tuntunan Allah SWT dan Rasul-Nya dapat dijalankan dengan disiplin dan benar, maka puasa akan berdampak:

  1. Berat tubuh menjadi proporsional/ideal,
  2. Tubuh bebas racun, karena terjadi detoksifisasi,
  3. Kekebalan tubuh akan meningkat,
  4. Terjadi peremajaan kulit dan jaringan,
  5. Sistem percernaan menjadi lebih baik,
  6. Tekanan darah dan peredaran darah akan stabil,
  7. Gula darah terkendali.

Tujuan akhir dari pelaksanaan ibadah shaum tersebut tentu saja tidak akan mungkin dapat kita capai sekaligus dalam satu kesempatan saja.

Yang namanya pembinaan itu pasti membutuhkan proses yang bertahap dan berkelanjutan.

Kita tidak pernah tahu kapan tujuan akhir ibadah puasa/shaum itu akan tercapai dengan baik dan sempurna.

Karena itu program ibadah puasa pertahankan konsisten dan semakin baik setiap Ramadhan dan Waktu-waktu lainnya, hingga akhir usia kita.

Diharapkan setiap kali pelaksanaan ibadah puasa itu, ada target perbaikan dalam diri kita, yang dapat kita capai, satu persatu secara berkelanjutan.

Mengakhiri tausyah singkat ini, mari kita lihat beberapa kebiasaan Rasulullah Muhammad SAW, manusia yang kepadanya Allah SWT pun cinta kepadanya.

  1. Makan kurma dan Madu saat Sahur dan Berbuka
  2. Membaca Al-Qur’an
  3. Berolahraga (Sunnah : Berkuda, Memanah dan Berenang)
  4. Memberikan makan berbuka puasa
  5. Melaksanakan sholat Tarawih
  6. Melakukan I’tikaf
  7. Menanti malam Lailatul Qadar
  8. Memberikan Zakat Fithrah (bagi yang mampu).

Selamat berbuka puasa..

Allahumma laka shumtu, wa bika amantu wa’ala rizqika afthartu. Birahmatika yaa arhamar roohimin.. (HR Bukhari dan Muslim)

Ya Allah, UntukMu aku/kami berpuasa, dan kepadaMu aku kami beriman, dan dengan RezekiMu, aku/kami berbuka. Dengan rahmatMu wahai Yang maha Pengasih dan Penyayang..

Sumber : Untuk Apa Puasa, ditulis bersama AR.Pilliang dan Abidinsyah Siregar, 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *