Example 728x250
BerandaPenyakit Tulang

Mengenal Penyakit Tulang dan Sendi Pada Lansia

125
×

Mengenal Penyakit Tulang dan Sendi Pada Lansia

Sebarkan artikel ini
osteoporosis


Saat beranjak lanjut usia atau lansia, manusia sangat rentan sekali terhadap penyakit. Tak jarang, banyak sekali lansia yang seringkali berobat ke dokter untuk mengetahui penyakit apa yang sedang melanda tubuhnya. Mencegah merupakan salah satu cara yang tepat untuk meminimalisir penyakit-penyakit yang diderita pada lansia. Anda yang sudah memasuki lansia tentu saja mengalami hal-hal seperti ini, seperti misalnya sakit kepala, osteoporosis/sakit tulang, sakit diare, dll.

Namun selain penyakit-penyakit tersebut, lansia biasanya mengalami tulang keropos penyakit tulang, atau bahkan penyakit sendi. Karena semakin tua metabolisme tubuh anda akan semakin menurun. Banyak sekali para lansia yang mengeluhkan akan penyakit tulang dan sendi yang menimpa mereka. Oleh karena itu, mengetahui penyakit-penyakit tulang dan sendi yang menyerang lansia merupakan salah satu cara yang terbaik bagi anda untuk mengenal dan mencegah terjadinya penyakit tulang dan sendi yang berlebihan.

 

Para lansia biasanya kerapkali mengeluhkan penyakit radang sendi yang menimpa mereka. Radang sendi dapat menyebabkan rasa nyeri pada lutut sehingga saat berjalan kaki akan terasa tidak nyaman, atau bahkan sulit untuk diajak jalan. Anda mungkin termasuk salah satu yang sering mengalami radang sendi tersebut. Radang sendi yang biasanya menyebabkan rasa nyeri pada lutut biasanya dinamakan sebagai Osteoarthritis atau OA.

Osteoarthritis (OA) menurut penjelasan dr. Ade Sri Wahyuni, spesialis rehabilitas medic, merupakan kerusakannya sendi kronis yang terjadi pada tulang rawan. Rasa nyeri muncul akibat pertemuan antar tulang yang dipicu oleh menipisnya tulang rawan. Osteoarthritis juga bisa diartikan sebagai peradangan sendi yang bersifar kronis dan progresif disertai kerusakan tulang rawan sendi berupa disintegrasi (pecah) dan perlunakan progresif permukaan sendi dengan pertumbuhan tulang rawan sendi (osteofit) di tepi tulang.

Penyakit ini tidak mempunyai kemungkinan yang sangat kecil terhadap kematian, namun penyakit ini dapat menggangu aktivitas anda sebagai lansia yang bekerja sehari-hari, apalagi bekerja sambil mengangkat beban yang terlalu berat.

Penyakit osteoarthritis kerapkali mengganggu aktivitas para lansia, mungkin termasuk anda yang sedang atau pernah mengalaminya. Osteoarthritis cukup membahayakan apabila tidak segera diobati. Setelah terjadi kerusakan pada tulang rawan, sendi dan tulang akan ikut berubah. Nanti pada permukaan sendi yang sudah aus akan terjadi pengapuran.

Pengapuran adalah tumbuhnya tulang baru yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk menjadikan sendi kembali stabil. Sendi yang menjadi sasaran penyakit OA biasanya sendi yang sering digunakan sebagai penopang berat badan, seperti sendi lutut, sendi tulang belakang, dan sendi panggul. Apabila penyakit ini tidak diobati, maka tidak menutup kemungkinan anda akan sampai tidak berjalan.

Penyebab dari penyakit tulang OA ini bermacam-macam. Salah satunya bisa saja karena bertambahnya usia. OA sendiri merupakan penyakit yang bersifat degenerative. Alangkah baiknya bagi anda yang sudah memasuki masa lansia untuk mempelajari gejala-gejala serangan OA terhadap tulang anda. Berikut tanda-tanda serangan OA :

  1. Persendian terasa kaku dan nyeri apabila digerakkan terutama dirasakan setelah bangun tidur di pagi hari.
  2. Adanya pembengkakan/peradangan pada persendian.
  3. Persendian yang sakit berwarna kemerah-merahan.
  4. Kelelahan yang menyertai rasa sakit pada persendian.
  5. Kesulitan menggunakan persendian.
  6. Bunyi pada setiap persendian. Gejala ini tidak menimbulkan rasa sakit, hanya rasa tidak nyaman pada setiap persendian.
  7. Perubahan bentuk tulang.

Jika anda telah mengalami gejala-gejala tersebut, maka sebaiknya anda menghubungi dokter terlebih dahulu agar dapat disarankan dengan sangat baik untuk cara mengobatinya. Anda perlu mempelajari gejala-gejala tersebut dengan cermat supaya tidak telat saat hendak menghubungi dokter.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *