Example 728x250
Beranda

Darimana Biaya Hidup Lansia?

94
×

Darimana Biaya Hidup Lansia?

Sebarkan artikel ini


GOLANSIA.COM – Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Jumlah populasi warga Lanjut Usia (Lansia) di Asia Tenggara sebesar 142 juta jiwa akan meningkat sebanyak  tiga kali lipat pada tahun 2050. Sementara jumlah Lansia Indonesia tercatat  80 juta pada tahun 2020.

Diketahui bersama pertumbuhan Lansia pada negara sedang berkembang lebih tinggi dari negara yang sudah berkembang hingga dari jumlah Lansia di dunia, sekitar 400 juta jiwa nya berada di Asia.

 

Perhatian Secara Fisik dan Keuangan

Lansia dengan Penyakit Degeneratif menjadi masalah terbesar Lansia dan pada tahun 2050 dan dikhawatirkan sekitar 75% lansia penderita penyakit degeneratif tidak dapat beraktifitas dan harus tinggal di rumah.

Fakta dan prediksi tersebut menjadi pecutan bagi setiap negara untuk bersiap dan berupaya sebaik mungkin menjaga Lansia. Tanpa sebab memang selayaknya orang yang sudah lanjut usia/Lansia, terlebih yang sudah membutuhkan bantuan dari orang lain, memang diperhatikan dan diutamakan. Mengapa demikian?

“Kehidupan lansia yang berkualitas pada gilirannya berkontribusi positif, langsung maupun tidak langsung, terhadap kualitas hidup keluarga dan masyarakat luas. Hal ini terungkap dalam sejumlah studi di berbagai negara tentang dampak bantuan keuangan bagi Lansia (old age grants) terhadap kehidupan keluarga dan masyarakat” demikian kutipan artikel hajinews.com yang ditulis seorang Kritikus Sosial Politik, Abdurrahman Syebubakar.

Upaya meningkatkan kualitas hidup keluarga bahkan masyarakat luas dikatakan berdampak baik dengan adanya perhatian. Baik berupa perhatian secara fisik maupun berbentuk bantuan keuangan (Old Age Pension) atau yang akrab disebut Pensiun.

Kisah nyata dialami banyak pensiunan pegawai pemerintah yang mendapat dana pensiun setiap bulan, seperti  Anggota TNI-AL di sebuah kompleks perumahan, yang mengaku usia tuanya banyak terbantu dengan adanya dana pensiun. Mereka bisa membeli kebutuhan mereka sendiri seperti popok sekali pakai, makanan bernutrisi, bahkan untuk biaya kontrol berobat ke rumah sakit. “Alhamdulillah ada pensiun jadi tidak terlalu repot kalau sudah tua begini, masih butuh banyak biaya,” ungkap seorang pensiunan Marinir TNI-AL berusia 82 tahun pada Golansia.com

 

Bantuan Keuangan Bagi Lansia

Bagi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan tidak memiliki jaminan pensiun tentu akan merasa resah dengan tidak adanya dana pensiun yang dipersiapkan. Meski banyak kasus di negara lain, namun apa yang telah diterapkan Singapura dengan Central Provident Fund Board (CPF) atau lembaga pemerintah Singapura yang mengurusi tabungan, perawatan kesehatan, perumahan dan rencana pensiun wajib untuk penduduk Singapura sangat membantu dan luar biasa.

Bahkan CPF menyadari kebutuhan setiap tahun bertambah, maka CPF pada tahun 2015 menilai 10 tahun kedepan biaya perawatan dan pengobatan semakin besar. Hingga seperti yang dikutip dari sindonews.com pada 2003 CPF menyetujui dana minimum pensiunan sebesar SGD120.000 atau sekitar Rp1,1miliar, pada 2014 CPF menyarankan dana pensiun menjadi SGD155.000 atau sekitar Rp1,4 miliar untuk target penyaluran pada 2024.

Banyak Program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang di laksanakan untuk perbaikan kualitas hidup warganya, salah satunya yang dikenal dengan Kartu Lansia Jakarta. Sumber Foto : Instagram @aniesbaswedan

Bagaimana di Indonesia? Beberapa Provinsi menerapkan kebijakan serupa. Salah satunya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan program khusus bagi Lansia yakni Program Kartu Lansia Jakarta (KLJ) berdasarkan Pergub No. 100 Tahun 2019 tentang Pemberian Bantuan Sosial Untuk Pemenuhan Kebutuhan Dasar bagi Lanjut Usia.Warga lansia yang memenuhi kriteria dan persyaratan, memperoleh bantuan sebesar Rp.600 ribu setiap bulan yang bersumber dari APBD.

Tak sampai disitu, Lansia yang telah terdaftar KLJ juga bisa memanfaatkan berbagai program subsidi dari Pemprov DKI, khususnya bagi masyarakat kurang mampu, seperti mendapatkan subsidi pangan murah dan juga Fasilitas layanan publik secara gratis, misalnya naik TransJakarta.

 

Penerima Program Kartu Lansia Jakarta

Siapa saja Lansia DKI Jakarta yang berhak mendapat KLJ tersebut? Berikut syarat dan kondisi Warga Lansia yang menjadi sasaran utama KJL

  1. Tidak memiliki penghasilan tetap atau memiliki penghasilan sangat terbatas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.
  2. Mengalami sakit menahun dan hanya bisa terbaring di tempat tidur.
  3. Warga usia lanjut yang terlantar secara psikis dan sosial.

Sejak tahun 2018 hingga 2022, jumlah Lansia yang menerima KJL Pemprof DKI Jakarta meninggkat seiring Pandemi Covid-19, dari sekitar 29.833 orang Lansia menjadi hampir 78.169 ribu warga Lansia.

 

Kehidupan Berkualitas Lansia

Bersyukur banyak juga sudah kemudahan bagi Lansia yang mulai diterapkan, tak sekadar potongan harga tiket transportasi tapi juga fasilitas kota. Seperti yang dipersiapkan Pemprov DKI Jakarta dengan lebih banyak ruang terbuka hijau  yang dapat dimanfaatkan Lansia untuk berkegiatan bagi kesehatan mereka.

“Jangan anggap masa tua itu lebih mudah dan lebih enak, Tidak! Dalam penelitian dikatakan bahwa masa tua bukan hanya ada permasalah penyakit saja, pada saat yang bersamaan terjadi peningkatan biaya rumah tangga. Belanja ekonomi, belanja kesehatan, Mengapa? Karena kita perlu memilih makanan yang sesaui dengan kondisi kesehatan, termasuk rekreasi untuk membuka pikiran,” ungkap Dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, MBA, M.Kes (Ahli Utama BKKBN) dalam bincang radio beberapa waktu lalu.

Ungkapan tersebut sejurus dengan apa yang disampaikan Abdurrahman Syebubakar bahwa kehidupan Lansia yang berkualitas langsung maupun tidak langsung akan berdampak terhadap kualitas hidup keluarga dan masyarakat luas.

 

Basagita

Berbagai Sumber

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *