Example 728x250
Beranda

77 Tahun Indonesia Di Tahun 2022 Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat…Bagaimana Caranya?

85
×

77 Tahun Indonesia Di Tahun 2022 Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat…Bagaimana Caranya?

Sebarkan artikel ini


77 Tahun Indonesia Di Tahun 2022
Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat…
Bagaimana Caranya?

Penulis : Dr.Abidinsyah Siregar*)

Tahun 2022 ini saya merayakan dan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi Kemerdekaan RI ke -77 sebagai seorang Purna Bakti ASN, setelah 36 kali mengikuti Upacara Nasional yang sama di 5 kota yang berbeda, sesuai jabatan sejak 1984. Alhamdulillah dapat mengikuti upacara yang diselenggarakan di tingkat RW di area Perumahan Depkes Sunter Jaya, Jakarta Utara.

Peserta Upacara yang umumnya lanjut usia, tampak ceria dengan pakaian bernuansa merah-putih. Sejak diperdengarkan lagu Indonesia Raya hingga dibacakannya teks Proklamasi hingga pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 nyaris tak dapat menahan getaran hati dan linangan air mata. Sepertinya orang-orang disekitar saya pun mengalami hal yang sama. Tampak menyeka airmata.

Begitu mendalamnya setiap makna kata yang terdengar dalam alunan lagu kebangsaan Indonesia Raya, walaupun mungkin sudah ratusan kali mendengar dan menyanyikan.
Pernyataan Proklamasi yang singkat begitu kuat menggetarkan jiwa dan betapa kata demi kata yang diucapkan dalam naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar 45 begitu jelas dan tegas tentang “pernyataan Bangsa” akan gambar masa depan Indonesia serta keyakinan untuk mewujudkannya.

Namun dalam 77 tahun ini tampak keadaan semakin berat, terasa bagai ada tembok dan jurang serta jarak yang tidak mudah antara harapan yang diinginkan pada saat kemerdekaan dengan apa yang terjadi dalam proses mengisi kemerdekaan. Bung Karno, sang Proklamator RI pernah mengatakan “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”.

Logo dan Tema HUT RI Ke-77 Tahun 2022
Pada 12 Juli 2022 Kementerian Sekretariat Negara RI telah mengumumkan logo Peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI ke-77 pada 17 Agustus 2022. Dalam logo yang bernuansa Merah Putih dan Hitam ada pesan filosofis dan tematis. Tujuh filosofi dalam makna angka 77 dan ada pesan tematis yaitu “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”.

Filosofi dan tema saling terhubung dan melengkapi, sekaligus mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk memperteguh semangat dan harapan, apalagi tantangan dan ancaman kedepan tidak semakin ringan.

Filosofi bermakna pengetahuan yang berasal dari akal budi, mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya. Filosofi berintikan logika, estetika, metafisika dan epistemologi. Jika kita perhatikan susunan dan pola penyusunan angka 77, secara simbolistik memberikan pemaknaan sebagai berikut :

#Angka 77 bagai 2 panah mengarah bermakna “Percepatan dan Pergerakan”.
#Puncak 77 bagai tangga naik keatas bermakna “Progres dan Pembangunan”.
#Sudut atas 77 yang terbuka bermakna “Demokrasi dan Keterbukaan”.
#Garis miring runcing 77 bermakna “Semangat Juang dan Garuda Pancasila”.
#Dua garis 77 melengkung, “Sinergi dan Harapan Pemerintah dan Masyarakat”.
#Sudut penghubung 77 bermakna “Penghubung Antar Bangsa”
#Siluet angka 1 diantara 77 bermakna “Persatuan Indonesia”.

Sementara itu tema “Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat”, jelas terhubung dengan peristiwa besar yang “memporak-porandakan” semua sendi kehidupan Global, yang juga berdampak langsung ke Indonesia.

Pandemi Covid-19 yang diumumkan Direktur Jenderal WHO Dr.Tedros pada 11 Maret 2020 langsung mendera lebih 200 Negara dipermukaan bumi ini. Disebut Pandemi karena sang Virus Covid-19 yang berasal dari Kota Wuhan tidak hanya lintas Negara, juga lintas Benua. Kriteria lainnya karena belum ada obatnya.

Kepanikan mengglobal. Pandemi tidak saja mengguncang dan menggerus Kesehatan, tetapi berdampak kepada aspek Ekonomi. Pendidikan, Keagamaan, Sosial, Pangan dan Stabilitas. Dampaknya meluas kepada penurunan Indeks Ketahanan Nasional (publikasi Pusat Kajian Lemhannas, 2021) dan peningkatan angka Kemiskinan ekstrim (sesuai laporan Dewan Ketahanan Nasional, 2022).

Dunia pun terancam Inflasi, resesi dan ancaman ketersediaan pangan. Banyak ahli mengatakan Pandemi tidak hanya serangan kesehatan tetapi lebih jauh lagi melumpuhkan Negara.

Dimana Kita Saat Ini
Keadaan kita tidak baik-baik saja. Kemarin ketika saya melintasi jalan di sekitaran antara Kuningan dan Semanggi Jakarta dan di daerah Slipi setelah Rumah Sakit Kanker Nasional Dharmais persis di jembatan penyeberangan ada Spanduk selamat memperingati Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke 77 dengan tulisan besar “AYOO BALIKIN KONDISI”.

Saya tercenung, lama, terbayang, sepertinya pesan itu mewakili rasa sebahagian besar situasi yang ada. Kalimat itu pendek, tegas dan mendalam. Boleh jadi ketika berbagai macam indikator-indikator kemajuan yang kita perjuangkan belum sesuai dengan harapan kecepatan perbaikan bahkan pada beberapa bagian kita juga harus jujur mengakui indikator-indikator kebaikan dan kemajuan tidak semakin membaik.

Disisi lain banyak muncul karakter yang sesungguhnya tidak pantas ada dalam kehidupan kita berbangsa dan bernegara seperti karakter koruptif, karakter hegemoni, karakter oligarki dan ketidakadilan diberbagai aspek kehidupan, bahkan disebutkan melebarnya jurang kesejahteraan antar orang antar wilayah.

Secara filosofis dan mental sesungguhnya sejak pernyataan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, kita seluruh Bangsa Indonesia total telah terlepas dari penjajahan, apapun bentuknya dan dengan demikian, seluruh rakyat Indonesia menjadi pemilik dan pemegang saham atas Negeri ini.

Yang membedakan satu sama lain, ada yang memiliki talenta untuk mengelola Sumber Daya Alam dan Ekonomi dengan baik sehingga memberikan produktifitas. Produksi atas produktifitas itu, sejatinya mengalir kepada seluruh 277 juta rakyat Indonesia. Bentuknya bisa sebagai jaminan sosial bagi 26,5 juta penduduk miskin Indonesia atau 9,71% (sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021).

Data BPS lainnya pada tahun 2022 melaporkan tentang garis kemiskinan, tercatat sebesar Rp505.469,00 perkapita perbulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp374.455,00 (74,08 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp131.014,00 (25,92 persen).

Kepada seluruh rakyat Indonesia bisa dalam bentuk penggratisan seluruh Pendidikan Dasar hingga Menengah Atas, termasuk Pendidikan Vokasi untuk memudahkan langkahnya masuk dunia kerja dan berpenghasilan.

Juga Pelayanan Kesehatan gratis yang didukung keadilan dan kesetaraan kualifikasi Fasilitas Kesehatan diseluruh wilayah Indonesia. Didorong dengan adanya Bonus Demografi yang sudah terjadi sejak 2010 dan akan berakhir ditahun 2035, dimana karenanya Negara memiliki momentum pertumbuhan terbaik dan surplus tenaga usia produktif (15-65 tahun), menurut Profesor DR.Bomer Pasaribu,SE,SH (mantan Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi) dalam diskusi terkait pendirian perkumpulan OBKESINDO mengatakan pertumbuhan ekonomi harus digenjot menjangkau 8%.

Jika tidak dipaksakan pertumbuhan ekonomi diatas 8%, maka semua kelebihan potensi Nasional yang sudah ada tadi menjadi sia-sia. Justru angka pengangguran akan semakin naik dan bahkan kemiskinan juga semakin naik, pada gilirannya semakin mendorong kearah inflasi.

Rasanya 23 tahun menjelang 100 tahun kemerdekaan RI, Indonesia memang harus kembali pada kondisi awal 1945, dimana pada titik nol itu semua punya ikrar yang sama membangun Indonesia yang Berdaulat, Adil dan Makmur berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, seperti tulisan di spanduk “Ayoo Balikin Kondisi”.

Dan dengan semangat pengamalan Pancasila yang konsisten, tanpa kompromi seluruh rakyat merasakan nikmat kemerdekaan yang sesungguhnya.
Dalam kondisi itulah pesan “Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat” menemukan tempatnya dalam sanubari dan membakar semangat kebangkitan rakyat dan Bangsa Indonesia menuju era Emas Indonesia di tahun 2045.

Dengan seluruh aset dan modalitas manusia serta luasnya wilayah dengan kekayaan alami yang melimpah, Indonesia siap maju dan mewujudkan Indonesia Emas pada 100 tahun kelahirannya di tahun 2045, sepanjang Komitmen dan Semangat tidak Kendor mengejawantahkan Pesan Proklamasi dan Nilai-nilai luhur yang ditemukan dan diwariskan para Pendiri Republik.

Doa yang Menggetarkan

Semakin mengalir air mata ketika Ustadz Wahyu (Ketua Yayasan Masjid Nurrusysyiffa) memimpin doa diakhir upacara, dengan suara yang begitu lembut, tegas, jelas dan menggema diruang alam terbuka diantara rindang pepohonan, doa itu rasanya mewakili rasa. Disana sini terdengar halus suara meng-amin-kan dari peserta upacara yang berbeda agama dan keyakinan.

“Ya Allah Tuhan Yang Maha Perkasa, Kami semua menyanjungMu dengan segala puja, sebagai ungkapan syukur atas nikmat dan karunia nikmat kemerdekaan RI ke-77 Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Semoga rahmat, pertolongan dan berkah-Mu abadi menjelma. Menyertai segenap kami Bangsa Indonesia.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Abadi. Bangkitkanlah semangat juang seluruh anak negeri untuk membangun dan mengabdi ibu pertiwi, mempersembahkan karya dan mengukur prestasi, mengerahkan daya dan kemampuan membangun Negeri.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Hidup. Kobarkan semangat juang yang tidak pernah redup. Kurniakan kami kemampuan dan pengetahuan yang cukup. Tumbuhkan kesadaran memelihara falsafah hidup. Semoga udara kemerdekaan senantiasa kami hirup.

Ya Allah Tuhan Pelimpah berjuta rahmat, kami memohon kepadaMu bersama seluruh rakyat, semoga Bangsa kami pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat, menyongsong cita kehidupan bermartabat. Semoga Bangsa kami terus jaya dan berdaulat.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Pemelihara. Hindarkan kami dari permusuhan dan perpecahan, jauhkan kami dari saling menghina dan merendahkan.

Masukkan kami dalam pemeliharaanMu yang tak terlenakan. Sehingga terpelihara persatuan dan persaudaraan.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Mengampuni.
Ampunilah dosa dan kesalahan kami. Ampuni pula orang tua dan guru kami. Ampunilah seluruh tokoh Bangsa dan pemimpin kami. Ampuni dan muliakanlah para pahlawan kami”.

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE-77 TAHUN 2022.

MERDEKA !!!

Jakarta, 17 Agustus 2022

*) Dr.Abidinsyah Siregar,DHSM,MBA,MKes : Purna Bakti Kemenkes/BKKBN, mantan Ahli Utama BKKBN dpk Kemenkes/ Mantan Deputi BKKBN/ Mantan Komisioner KPHI/ Mantan Kepala Pusat Promkes Depkes RI/ Alumnus Public Health Management Disaster, WHO Searo, Thailand.
Ketua Umum BPP OBKESINDO/ Mantan Ketua MN Kahmi/ Mantan Ketua PB IDI/ Ketua PP IPHI/ Ketua PP ICMI/ Ketua PP DMI/ Waketum DPP JBMI/ Ketua PP ASKLIN/ Penasehat BRINUS/ Penasehat Klub Gowes KOSEINDO/ Ketua IKAL FK USU/ Ketua PP KMA-PBS/ Wakorbid.PP IKAL-Lemhannas/ Pengasuh mediasosial GOLansia.com dan Kanal-kesehatan.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *