Example 728x250
Beranda

Tua Bukan Berarti Tidak Berdaya

132
×

Tua Bukan Berarti Tidak Berdaya

Sebarkan artikel ini


Penulis : Khairunnas, S.HI., MM*

 GOLANSIA.COM – Aku tak tahu siapa namamu. Kita pun tak pernah berkenalan, ngobrol-ngobrol, ataupun duduk sembari ngopi bersama. Tapi hampir setiap hari aku melihatmu.

Setiap mengantar anakku sekolah, aku selalu melihatmu di situ, di pertigaan jalan yang padat lalu lalang kendaraan itu. Engkau berdiri di tengah pertigaan itu, berteriak dan menggerak-gerakkan tongkat untuk mengurai padatnya lalu lintas. Tak peduli hujan maupun panas mentari menyengat tubuhmu.

Pak Tua, begitu saja kupanggil namamu. Usiamu memang sudah tidak muda lagi. Seluruh rambutmu sudah memutih. Kerutan di wajah dan tanganmu, jumlah gigi yang tinggal beberapa saja, menandakan usiamu sudah lebih setengah abad. Taksirku usiamu lebih dari 70 tahun.

Pak Tua, di usia senjamu engkau tidak berdiam diri. Tenaga yang sudah jauh berkurang tak menghentikanmu berbuat baik. Kalaupun ada uang yang diberikan pengendara, pastilah jumlahnya tak seberapa, hanya cukup untuk makan seadanya. Tapi engkau tetap semangat mengatur lalu lintas. Entah berapa banyak pegawai kantor yang engkau bantu hingga mereka tidak terlambat, entah berapa banyak anak sekolah yang engkau bantu hingga mereka datang tepat waktu.

Pak Tua, aku tak tahu apakah engkau punya rumah yang layak untuk ditempati. Apakah engkau punya baju yang cukup untuk bersalin setiap hari. Apakah makan yang masuk ke perutku mencukupi kebutuhan gizimu. Entahlah aku tak tahu.

Pak Tua, yang aku tahu, aku belajar satu hal padamu. Menjadi orang hebat tidak harus melakukan suatu hal yang besar. Orang hebat adalah orang yang melakukan sesuatu yang bermanfaat, sekalipun itu teramat sangat sederhana.

***

Saya sengaja mengawali tulisan ini dengan kisah Pak Tua yang sering saya temui itu. Bagi saya, sosoknya menjadi inspirasi bahwa usia tua bukanlah halangan bagi seseorang untuk berbuat baik dan tetap produktif. Hal ini sejalan dengan program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) untuk menciptakan “Lansia Tangguh”.

Secara konsep, lansia tangguh adalah seseorang atau sekelompok lansia yang tetap sehat (secara fisik, sosial, dan mental), mandiri, aktif dan produktif. Lebih jauh, menurut WHO, kata “aktif” berarti ketika lansia tetap berpartisipasi dalam kegiatan sosial, ekonomi, budaya, spiritual, dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan lainnya.

Konsep lansia tangguh bukan hanya diukur dari kemampuan lansia beraktifitas secara fisik dan keikutsertaannya dalam angkatan kerja. Lansia tangguh, boleh saja dia telah purna tugas dari pekerjaannya (baca: pensiun-red), tetapi dia masih bisa berkontribusi di bidang lain seperti sosial, pendidikan, budaya, dan keagamaan. Berapa banyak lembaga-lembaga sosial, pendidikan dan keagamaan, yang memiliki kontribusi besar bagi masyarakat, justru didirikan dan dikelola oleh seseorang atau sekelompok orang setelah mereka selesai atau pensiun dari pekerjaannya.

BKKBN sendiri menyatakan pembangunan lansia tangguh melalui tujuh dimensi, yang disebut dengan “7 Dimensi Lansia Tangguh”, yaitu spiritual, intelektual, fisik, emosional, sosial kemasyarakatan, profesional vokasional, dan lingkungan. Lebih lanjut BKKBN menyebut Ke-7 dimensi lansia tangguh ini akan dapat diwujudkan jika kualitas kesehatan lansia dapat dijaga melalui kegiatan yang bersifat promotif (promosi), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan).

Keberadaan kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) merupakan jawaban BKKBN untuk menciptakan lansia tangguh. BKL merupakan wadah kegiatan bagi lansia dan keluarga yang memiliki lansia untuk meningkatkan keterampilan keluarga dalam memberikan pelayanan, perawatan dan pengakuan yang layak pada lansia. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga lansia melalui kegiatan pemberdayaan, pembinaan serta pengembangan potensi lansia. Melalui BKL, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang pola hidup sehat, berbagai macam pengetahuan yang bermanfaat bagi mereka, serta dorongan untuk tetap aktif dan produktif.

Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga lansia melalui kegiatan pemberdayaan, pembinaan serta pengembangan potensi lansia.

Selain dukungan pemerintah melalui BKKBN, peran yang paling besar untuk menciptakan lansia tangguh adalah keluarga. Dukungan dari keluarga agar lansia tetap aktif dan produktif sangat penting, agar lansia tidak merasa sebagai beban bagi keluarganya. Keluarga merupakan support system utama bagi lansia untuk mempertahankan kesehatannya. Peran keluarga antara lain menjaga dan merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental lansia, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi, serta memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spiritual lansia. Keluarga adalah benteng utama untuk menjaga lansia agar mereka tetap aktif dan produktif di masa tuanya. Keluarga hebat, lansia tangguh, aktif dan tetap produktif, Indonesia maju.

*Penyuluh KB Ahli Muda BKKBN Jawa Barat, tinggal di Kota Depok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *