Example 728x250
Beranda

Riyadhus Shalihin dan Kiat Hindari Pernikahan Dini Bagi Santri

101
×

Riyadhus Shalihin dan Kiat Hindari Pernikahan Dini Bagi Santri

Sebarkan artikel ini


#Taman Orang² Shalih.
#Pesantren Yang Punya Kiat Cegah Nikah Dini.

Penulis : Dr.Abidinsyah Siregar*

Pernikahan Dini adalah pernikahan yang berisiko. Sebab untuk membentuk keluarga yang berkualitas dibutuhkan juga usia yang matang, agar setiap pasangan berwawasan dan mampu membuat pilihan penting dalam hidupnya dan mewujudkan cita-citanya.

Kisah sebuah pesantren yang menerapkan sebuah kiat ternyata efektif menekan terjadinya “Pernikahan Dini” bagi para santrinya. kisah tersebut diungkap Dr Abidinsyah dalam perjalanan tuagsnya ke Probolinggo, Jawa Timur.

Kabar gembira ini tentu menjadi berita baik bagi Indonesia dan juga BKKBN yang tak pernah lelah memberikan wawasan berkeluarga, khususnya bagi mengenai pernikahan yang cukup usia, wawasan dan sebagainya dalam sebuah program GenRe, Generasi berencana, karena berencana itu keren.

Serunya perjalanan dinas kali ini, dijalani Dr Abidin dengan penuh kenangan nostalgia, karena sebuah nama. Penasaran seperti apa kisah nostalgia Dr Abidin tersebut, berikut yang disampaikan pada Golansia.com

Ryadlus Sholihin, Begitu terbaca tulisan digerbang masuk Pesantren di tengah kota Probolinggo, Jawa Timur. Nama itu langsung menerbangkan ingatan penulis jauh 50 tahunan yang lalu.

Tahun 1961-1964 penulis belajar di Madrasah Ryadlush Sholihin di pinggir Kota Medan, Sumatera Barat. Umumnya anak seusia mengikuti Pengajian madrasah pada sore hari, sehingga tidak mengganggu belajar disekolah formal dipagi harinya.

Kisah nama Ryadlush Sholihin berulang pada tahun 2005-2010 menyekolahkan 2 (dua) orang ponakan dari Medan yang berminat mendalami agama Islam dengan memasukkan ke Pondok Pesantren Modern di Jawa Barat yang namanya juga Rhyadlus Sholihin.

Kini mereka berdua menjadi Mahasiswa di Fakultas berbeda di Universitas Sumatera Utara.

Alhamdulillah seorang diantaranya, Mohd Ihsan Rafly As Siddiq mewakili USU menjadi Juara 2 MTQ Mahasiswa Tingkat Nasional Hifzil Qur’an 20 juz Pria yang dilaksanakan di Kampus Universitas Lambung Mangkurat tahun 2021.
Sedang adik sepupunya Ismail Azis Siregar berperan sebagai sparring nya.

 

Sejarah dan Visinya Menggugah

Pesantren ini didirikan tahun 1971 oleh Habib Muhammad Al-Habsyi (Semoga mendapat tempat di Surga Jannattunnaiim, Aamiin Yaa Robbal alaamiin)

Sang Habib yg lahir 1945, sempat mengenyam pendidikan Farmasi di ITB Bandung, namun karena Peristiwa G-30-S/PKI, Habib akhirnya kembali ke keluarganya di Surabaya, Jawa Timur. Kemudian merantau ke Probolinggo. Berdagang, Dakwah dan Mengobati. Kebaikannya mendapat sambutan masyarakat. Diberi rumah. Juga tanah. Hingga mendirikan mushalla dan banyak masyarakat menitipkan anak-anaknya untuk belajar agama.

Inilah awal Habib Muhammad mendirikan Pondok Pesantren. Bermodal sabar, kebaikan dan kepercayaan. Kini memiliki infrastruktur yang lengkap, bersih, asri diatas areal belasan hektar.

Ryadlus sholihin atau Taman Orang-orang Shalih, menjadi menarik.

Kini mengasuh lebih 3000 Santri. Sehari-harinya diasuh dua bersaudara putra alm Habib Muhammad Al-Habshy yaitu Habib Hadi Zainal Abidin Al-Habsy (foto bersama penulis) dan adiknya Habib Ali Zainal Abidin Al-Habsyi.

Habib Ali sendiri kini mendapat kepercayaan masyarakat dan Negara sebagai Walikota Probolinggo, Jawa Timur.

Ada yang unik dan surprise dari informasi Kepala Pondok Al-Ustadz Khafid Ahmad Salim, diam-diam Pengasuh Pondok resah dengan banyaknya Santri Putri yang ditarik keluarganya setelah SMP/MTs untuk dinikahkan.

Ini pula antara lain yang menjadi perhatian Menko PMK Bp Prof DR.Muhadjir Effendy dan Deputi nya bp.Drg.Agus Suprapto,MKes, yang meminta BKKBN memberi pencerahan. Kepala BKKBN menugaskan penulis menghadapi seribuan Santriwan dan Dr Eni Gustina,MPH berbagi bersama ratusan Santriwati.

Kiat Jitu Pesantren untuk Santri 

Ternyata Pontren Rhyadlus Sholihin sudah punya kiat mengantisipasi. Pengasuh membuat janji dengan orangtua Santri agar setiap Santri mengikuti Program Wajib Tamat pendidikan setara SLTA/MA bagi semua Santri.

Kebijakan itu mengikat, Santri tidak diberikan Ijazah SMP/MTs sebelum menyelesaikan dan mendapat ijazah SMA/MA. Dan ternyata cara itu sangat efektif mencegah Santri menikah dini.

Tujuannya agar semua Santri matang, berwawasan dan mampu membuat pilihan penting dalam hidupnya dan mewujudkan cita-citanya.

Andaipun mereka menikah, umur sudah matang dan bisa menjadi Orangtua harapan bagi putra/putri nya kelak, membangun Keluarga Berkualitas.

Probolinggo, 2 Desember 2021

(Dr.Abidin/ Ahli Utama BKKBN dpk Kemenkes)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *