Example 728x250
Daftar Obat

Jakarta Hajatan 495 Tahun: “Menjadi Wajah Indonesia yang Nyata. Smart City, Kota Sehat, dan Kota Ramah”

132
×

Jakarta Hajatan 495 Tahun: “Menjadi Wajah Indonesia yang Nyata. Smart City, Kota Sehat, dan Kota Ramah”

Sebarkan artikel ini


Penulis : Dr.Abidin* (Purnabakti BKKBN/Kemenkes; Founder www.GOLansia.com; pengasuh Kanal-kesehatan.com)

Golansia.com – Jakarta Hajatan. Begitu tertulis ramai diseluruh penjuru kota hingga ke RW/RT dalam wilayah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Jakarta dan warganya memperingati 495 tahun usianya. Mereka sebut Hajatan, satu kata klasik yang dalam  Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti selamatan atau syukuran atau resepsi.

Ada 3 kata diangkat dalam tematis HUT Jakarta ke-495 tahun yaitu :

Kolaborasi (Collaborate) : kayanya kebhinnekaan yang kompak berinvestasi untuk Jakarta, Kota Indonesia. sekaligus semangat kota Jakarta sebagai “Kota Kolaborasi”.
Akselerasi (Accelerate) : semangat untuk terus maju.
Elevasi (Elevate) : terus bertumbuh di kancah global.

Ketiga kata tersebut, Kolaborasi, Akselerasi dan Elevasi merupakan rangkaian kata optimis yang saling bersinergi membuktikan seluruh elemen masyarakat bergerak kompak maju dan tumbuh membangun Jakarta kota Global dan Smart.

Jakarta, atau secara resmi bernama Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau Jakarta Raya adalah ibu kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat Provinsi.

Jakarta terletak di pesisir bagian barat laut Pulau Jawa. Kota Jakarta luasnya 661,5 Km2, dengan ketinggian 8 mdpl. Penduduknya saat ini sekitar 10,7 juta orang.

Menurut Sensus global 2020, Jakarta menempati urutan ke-37 terpadat didunia. Lima teratas terpadat adalah : Tokyo (Jepang), Delhi (India), Shanghai (China), Sao Paolo (Brazil) dan Mexico City (Mexico).

Berhasilnya Pangeran Fatahillah dari Kerajaan Demak mengusir kolonialis Portugis dari wilayah Sunda Kelapa, dan pada satu ketika diselenggarakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW ditanggal 22 Juni 1527 yang sekaligus Pangeran Fatahillah mengubah nama kota Sunda Kelapa jadi Jayakarta, menjadi tanda awal hari kelahiran kota yang kini bernama  Jakarta.

Penetapan hari ulang tahun (HUT) Jakarta dilakukan oleh Walikota kelima DKI Jakarta, Sudiro pada tanggal 22 Juni 1956.

Ganti-Ganti Nama
Kota Jakarta yang akan ber-Hajatan, sejak awal berdiri bahkan sebelum era  kolonialisme, telah memiliki nama-nama berbeda sebelumnya.

  1. Sunda Kelapa (Abad ke-14). Boleh jadi ini nama yang pertama. Sunda Kelapa dulunya adalah pelabuhan besar milik kerajaan Pajajaran yang ramai dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai belahan dunia untuk saling bertukar komoditas.
  2. Jayakarta (abad ke-16). Setelah Fatahillah dan Syarif Hidayatullah dari Kerajaan Demak mengalahkan Kerajaan Sunda dan membatalkan pembangunan benteng Portugis, nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta.
  3. Batavia (Sejak abad ke-17). Bertahan sejak tahun 1621 hingga 1942, nama Batavia disematkan oleh Belanda. Penamaan ini paling panjang usianya, lebih 3 abad lamanya.
  4. Jakarta Tokubetsu Shi (1942). Setiba Jepang menaklukkan Belanda dan sekutunya di Indonesia dalam perang Asia Timur Raya. Jepang menghilangkan semua jejak Belanda. Mereka mengganti nama kota Batavia menjadi Jakarta Tokubetsu Shi.
  5. Djakarta/Jakarta (1949). Setelah Indonesia merdeka. Kota dimana Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, oleh Menteri Penerangan Pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) Mr. Arnoldus Mononutu menegaskan bahwa nama Ibu Kota adalah Jakarta dan menghapus nama Batavia.
  6. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (1961). Awalnya Jakarta masih merupakan bahagian dari Provinsi Jawa Barat. Kemudian Status kota Jakarta ditingkatkan menjadi Daerah Tingkat Satu yang dipimpin seorang Gubernur yang setara Provinsi lainnya. Nama ini yang digunakan hingga saat ini, suatu Kota Provinsi.

Jakarta Kota Indonesia
Jakarta telah tumbuh dari semula wilayah pemukiman, kemudian berkembang menjadi kota budaya, ekonomi, politik dan akhirnya menjadi Pusat Pemerintahan.

Sejarah pertumbuhan kotanya berjalan seiring dengan perjalanan sejarah pertumbuhan Bangsa Indonesia itu sendiri.

Hampir semua peritiwa penting tentang Bangsa ini hingga pernyataan Deklarasi Kemerdekaannya dinyatakan di Kota Jakarta. Semua jejak dan dokumentasinya, jelas ada dan terawat rapi sebagai bukti dan bisa dikunjungi, diwariskan.

Bangsa Nusantara, Kerajaan-Kerajaan pra-kemerdekaan, Kolonialis Portugis, Inggris dan Belanda, kemudian Jepang memanfaatkan “kota Jakarta” sebagai Pusat Gerakan dan Pemerintahan. Tidak pernah dipindahkan, hanya berganti nama sesuai dengan kebijakan politik penguasanya.

Jakarta memiliki posisi yang sangat strategis berada di pulau dengan muatan komunitas terbanyak dan paling banyak yang membutuhkan fasilitasnya, yang melancarkan dan memudahkan aktivitas kehidupan komunitasnya dan pengunjungnya.

Sebagai simbol Proklamasi Kemerdekaan RI, Jakarta juga merupakan Arca Nasional yang hampir disemua penjuru kotanya tersimpan dan masih terlihat tanda-tanda kesejarahan tidak akan pernah mungkin berpindah atau dipindahkan ke tempat bukan Jakarta.

Semua kota di Negeri ini sudah punya sejarahnya. Dan umumnya sejarahnya mengalir sejalan dengan heroisme dan perjuangan hidup dan membangun identitas warganya.

Jakarta, dimana keanekaragaman suku dan budaya bertemu dan berinteraksi, menjadi kota yang mewakili seutuhnya karakter Indonessia. Jakarta adalah wujud Kebhinnekaan komunitas yang berwujud menjadi keIkaan Indonesia dalam masyarakat kota Jakarta, yang bukan Jawa, bukan Sunda, bukan Batak, bukan Makassar, bukan Papua, bukan Bali, bukan Melayu dan bukan manapun, tetapi Indonesia, sebagaimana yang disuarakan lewat Sumpah Pemuda hasil Kongres Pemuda kedua yang dinyatakan dari teras Gedung Pemuda di jalan Kramat Raya No. 106 Jakarta Pusat pada 28 Oktober 1928.

Salah satu bukti sejarah itu, adalah Gedung Sumpah Pemuda yang didirikan pada awal abad ke-20, yang semula rumah tinggal Sie Kong Lian. Kemudian menjadi tempat tinggal pelajar STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) bidang Kedokteran dan RS (Rechtsschool) Bidang hukum.

Kemudian menjadi Pusat pergerakan Kaum muda pejuang Kemerdekaan. Hingga menjadi tempat mencetuskan Satu kesamaan yang sama, setelah melalui Kongres Pemuda kesatu yang pelik karena kuatnya arus kedaerahan dan perbedaan. Hingga muncul kesadaran bersama untuk Satu pada Kongres Pemuda Kedua yang menghasilkan Sumpah Pemuda. Sikap tentang SATU tumpah darah, SATU bangsa dan SATU bahasa.

Jakarta menjadi awal munculnya makna Bhinneka Tunggal Ika dan Jakarta mewakili kebhinekaan Indonesia.

Jakarta Yang Terus Tumbuh
Sejak era kemerdekaan, Jakarta sudah memiliki 17 orang Gubernur. Sejak yang pertama politisi PNI Mr.Soewirjo (1945-1951) ketika itu masih disebut sebagai Walikota Jakarta dan saat di era Republik Indonesia Serikat (RIS), Jakarta sebagai bahagian dari Negara Pasundan (1950-1951).

Sejak dipimpin Gubernur keempat Soemarno Sosroatmodjo (1960-1964), Presiden Soekarno mengubah status Jakarta menjadi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Soemarno juga mengawali penugasan Perwira Militer menjadi Gubernur.

Setelahnya Gubernur-Gubernur yang juga popular seperti Ali Sadikin (1966-1977). Tjokropranolo (1977-1982), Soeprapto (1982-1987), Wiyogo Admodarminto (1987-1992), Soerijadi Soedirdja (1992-1997), Sutiyoso (1997-2002) dan (2002-2007).

Kemudian lewat pemilihan, politisi Partai Demokrat  Fauzi Bowo menjadi Gubernur DKI Jakarta (2007-2012), selanjutnya Joko Widodo atas dukungan PDI-P menjadi Gubernur periode 2012-2017, namun karena terpilih menjadi Presiden pada Pemilu 2014 sehingga Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama  (Non Partai) yang dikenal dengan nama akrabnya Ahok menjadi Gubernur sejak 19 November 2014. Pada 9 Mei 2017, Ahok diberhentikan oleh DPRD DKI Jakarta dan memilih Djarot Saiful Hidayat (PDI-P) dan dilantik menjadi Gubernur ke-16 pada 15 Juni 2017.

Sejalan dengan pemilihan Umum serentak, warga Jakarta memilih Gubernur, terpilih Anies Baswedan dan dilantik menjadi Gubernur ke-17 pada 16 Oktober 2017.

Setiap Gubernur telah bekerja memimpin perubahan. Jakarta bukan tempat yang mudah untuk diubah. Untuk sebuah kota yang berusia hampir 5 abad, tentu pertanyaannya “apa lagi yang mau diubah?”.

Sungguh pertanyaan sederhana, namun tak mudah untuk menjelaskan. Perlu Argumen yang kuat dan paling utamanya pendekatan dan komunikasi yang simpatik dan inklusif, mengajak dengan itikad yang kuat.

Psikologis kota berpenduduk padat dan sudah jadi, dengan aktivitas yang sangat sibuk dan rutinis, maka gagasan perubahan akan mendatangkan rasa khawatir dan bahkan penolakan. Merasa terganggu kenyamanannya

Para Gubernur DKI era Reformasi, sejak Sutijoso hingga Fauzi Bowo, Jokowi, Ahok, Djarot dan Anies harus bekerja sangat keras mengubah kebekuan karakter masyarakat. Bahkan untuk memodernisasi pun harus berhadapan dengan penolakan.

Gubernur Anies, yang sebahagian besar hidupnya didunia Pendidikan bahkan pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin (2014-2016), sejak dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara pada 16 Oktober 2017 langsung tancap gas melakukan pendekatan persuasif dan kemitraan dengan semua potensi yang ada, namun tegas terukur menghadapi penyimpangan.

Dengan pendekatan inklusif, merangkul dan mengoptimalkan apa yang sudah digagasi para pendahulu, Anies memberi pengayaan dan pengembangan.

Hajatan Jakarta Yang Membanggakan Bangsa
Jakarta masih bisa tumbuh, tanpa gaduh. Jembatan penyeberangan dengan arsitektur yang unik dan beraneka, semakin melengkapi fasilitas utama kota megapolitan.

Hujan lebat tidak lagi dikhawatiri, dalam beberapa saat air yang tergenang sudah menghilang.

RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) yang digagasi Ahok semakin dikembangkan fasilitas dan daya dukungnya oleh Anies. Penulis saat menjadi Pembina Wilayah dalam Program Pembangunan Kependudukan dan Keluarga, selalu mendampingi Ahok meresmikan RPRTA dibanyak lokasi di Jakarta. Ruang ini sangat baik sebagai tempat interaksi seluruh warga dari berbagai kalangan.

Harum Jakarta semakin melambung dengan berdirinya Jakarta Internasional Stadium (JIS) di daerah Sunter Jakarta Utara, yang sekaligus menjadi salah yang terbesar didunia.

Dan barusan berhasil membangun track balapan Formula-E sekaligus menyelenggarakan dengan sukses dan mendapat sambutan Bapak Presiden dan seluruh rakyat Indonesia. Formula-E mengangkat nama Indonesia, peduli kepada era dekarbonisasi. Era motor dan mobil tanpa bahan bakar kimia, menjadi era energi listrik. Era udara bersih dan sehat. Indonesia harus berpacu keluar dari Negara terbesar kontributor polusi terbesar didunia bersama Amerika Serikat dan China.

Ada aura syukur bahkan bangga mengitari kota Jakarta, melihat para pejalan kaki tampak gembira. Ramainya pesepeda mewakili pesan udara yang Jakarta yang semakin sehat dan hijau pohon yang semakin meluas. Transportasi yang menyusuri pelosok dengan Jaklingko yang terintegrasi, dengan bis besar berenergi listrik yang bersih bersliweran tanpa bising.

Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI) dalam publikasi 2021 memberikan Penghargaan 21-Heroes2021, Pahlawan Transportasi Dunia. Gubernur Anies menjadi adalah satu dari 21 penerima, termasuk didalamnya Elon Musk sang CEO SpaceX dan Tesla. Kuncinya pada peningkatan penggunaan transportasi umum dengan alat transport terbaik dengan konsep JakLingko.

Jakarta juga meraih Sustainable Transport Award 2021. Penghargaan yang diberikan. Ada 10 sektor yang menjadi kunci sukses Award yang diterima, antara lain integrasi layanan transportasi dan pembayaran, pembangunan jalur sepeda, integrasi angkot dan transjakarta, pengembangan bus listrik dll.

Tahun 2017 kota Jakarta masuk 10 Kota termacet didunia. Level Kongesti kota Jakarta sempat mencapai 67%.

Bagaimana kini dengan Jakarta?. Ternyata berkat kolaborasi Pemerintah dan Masyarakatnya, berhasil memperbaiki posisi Level Of Congestion (kemacetannya) dari ranking dunia ke-4, ke-7, ke-10, kemudian tahun 2020 melompat keurutan 31 dan tahun 2021 sudah turun lagi menjadi nomor 46. Dalam 5 tahun terjadi perbaikan yang sangat signifikan.

Perbaikan prinsip persaingan usaha yang sehat dilingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, mendorong Bapak Wakil Presiden RI memberikan Penghargaan KPPU Award 2021.

Penghargaan lainnya ada Best in Future Of Digital Innovation Award 2021 dengan konsep Jakarta Smart City dilevel regional Asia-Pasifik. Membuat Jakarta semakin ramah bagi siapapun, dan profesi apapun. Aplikasi pelayanan publik milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diunduh belasan juta warganya dihadiahi penghargaan Top Digital Award 2021.

Ini krusial tersendiri bagi banyak Instansi, karena sering aplikasi sendiri tidak dibaca dan dibuka oleh warga/karyawan sendiri.

Jakarta Menuju Smart City
Jakarta dan Warganya saat ini sedang berproses menjadi Smart City. Menurut Iqbal (2021, mengutip Cardullo and Kitchin), smartcity didefinisikan sebagai kota pintar dengan konsep desain yang menguntungkan komunitas.

Dalam smarthealth warga Jakarta sudah 98% terlindungi dengan konsep pembiayaan bersama BPJS-Kesehatan. Saat Gubernur Anies meresmikan fasilitas Onkologi/Kanker pada RS Siloam Agora Jakarta, Mei 2022 menyampaikan tekadnya menjaga kualitas hidup warga Jakarta.

Sekalipun 2 tahun terakhir Jakarta menjadi salah satu wilayah terberat beban terdampak Pandemi Covid-19. Namun kerja keras penyelenggara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, telah menaikkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM/ HDI) dari 80,77 pada tahun 2020 menjadi 80,76 pada tahun 2021.

Masih ada SmartEducation dengan konsep semua harus sekolah dan tidak berbayar dengan beasiswa. SmartHome dengan perizinan mudah dan cepat. SmartGovernment dimana semua urusan dengan online, tanpa transaksi. SmartTransport dengan interkoneksi Jaklingko.

Selamat Ulang Tahun Kota Jakarta ke-495 Tahun. Anda layak merayakan Hajatan, tak sekedar berulang tahun.

BRAVO Bung Anies, Bung Riza dan seluruh warga Jakarta.

Jakarta, 21 Juni 2022

*) Dr.Abidinsyah Siregar,DHSM,MBA,MKes

Purnabakti BKKBN-Kemenkes/ Mantan Deputi BKKBN/ Mantan Komisioner KPHI/ Mantan Sekretaris KKI/ Kepala Pusat Promkes Depkes RI/ Ses Itjen Depkes RI/ Direktur Pelay,Kestrad Komplementer Kemenkes RI/ Alumnus Public Health Management Disaster, WHO Searo, Thailand/ Sekretaris Jenderal PP IPHI/ Mantan Ketua Harian MN Kahmi/ Mantan Ketua PB-IDI/ Ketua PP-ICMI/ Ketua PP-DMI/ Waketum DPP-JBMI/ Ketua  PP ASKLIN/ Penasehat PP-PDHMI/ Waketum PP-Kestraki/ Penasehat BRINUS/ Klub Gowes KOSEINDO/ Ketua IKAL FK USU/ PP KMA-PBS/ Wakorbid-1 DPP IKAL Lemhannas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *