Example 728x250
Stroke

Wajib Tahu, Ini Cara Merawat Lansia yang Menderita Stroke

64
×

Wajib Tahu, Ini Cara Merawat Lansia yang Menderita Stroke

Sebarkan artikel ini
Merawat Lansia yang Menderita Stroke
Lansia stroke/freepik


Golansia.com – Faktanya, sekitar 75 persen stroke terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun. Sejak usia 55 tahun, risiko stroke meningkat dua kali lipat setiap 10 tahun. Jika penyakit ini tidak ditangani dengan baik, masalah serius tidak bisa dihindari.

Selain itu, merawat lansia yang terkena stroke bukanlah perkara mudah. Mereka harus mengetahui strategi pengobatan dan memahami dengan baik kebutuhan pasien dan apa yang perlu dilakukan untuk memulihkan kesehatannya. Berikut beberapa tips perawatan bagi lansia yang pernah mengalami stroke yang patut Anda waspadai.

Cari Tanda Peringatan Utama

Lansia dapat mengalami stroke tanpa banyak tanda peringatan sebelumnya, tetapi ada beberapa tanda yang harus diperhatikan dan langkah penting yang harus diambil segera. Meskipun stroke dapat berkembang secara bertahap, tetapi dalam kebanyakan kasus gejalanya tiba-tiba dan termasuk:

Kelemahan atau mati rasa di wajah, lengan, atau kaki, biasanya di satu sisi tubuh.

Kesulitan berbicara atau memahami apa yang orang lain katakan.

Sakit kepala parah tanpa penyebab yang jelas.

Pusing mendadak atau kehilangan keseimbangan atau koordinasi.

Gunakan Tes FAST untuk Mendiagnosis Stroke Secara Sederhana

Jika kamu menduga orang lansia di rumah mengalami stroke, kamu dapat dengan cepat memeriksa tanda-tandanya menggunakan perangkat mnemonic berikut:

Face (Wajah): Minta lansia untuk tersenyum guna melihat apakah wajahnya terkulai di satu sisi.

Arm (Lengan): Lihat apakah lansia bisa mengangkat kedua tangannya. Selama serangan stroke. satu sisi cenderung melayang ke bawah.

Speech (Bicara): Minta lansia untuk mengulangi kalimat sederhana untuk melihat apakah ucapannya tidak jelas.

Time (Waktu): Oleh karena setiap menit dapat berarti perbedaan antara pemulihan yang berhasil dan kecacatan jangka panjang, kamu harus bertindak cepat dan mendapatkan bantuan untuk merawat pasien.

Segera Cari Perawatan Medis

Hubungi rumah sakit segera jika lanisa menunjukkan bahkan satu gejala stroke. Namun, kamu juga harus mencatat waktu gejala dimulai. Seorang dokter dapat merekomendasikan obat yang disebut penghilang gumpalan darah yang dapat diberikan untuk jenis stroke tertentu, tetapi obat tersebut harus dimulai dalam beberapa jam setelah timbulnya gejala.

Perawatan Usai Stroke Juga Penting

Ada beberapa tips lain untuk merawat lansia yang sudah membaik setelah alami serangan stroke:

Bicaralah dengan tim perawatan kesehatan orang tua dan pelajari tentang kondisinya. Tanyakan tentang berpartisipasi dalam rehabilitasi mereka sehingga kamu dapat lebih mendukung mereka dalam pemulihan. Tanyakan tentang kebutuhan mereka, terapi fisik atau okupasi secara berkelanjutan.

Urus rumah mereka untuk memastikan aman saat kepulangannya. Kamu harus menyingkirkan benda atau situasi yang rentan membuat mereka terpeleset atau tersandung. Pasang pegangan tangan di tempat yang tepat, seperti pancuran dan di dekat toilet. Pastikan rumah mereka cukup terang dan lampu malam ditempatkan di kamar tidur dan kamar mandi. Pertimbangkan untuk memasang lampu sensor gerak.

Biarkan orangtua merasakan emosi mereka. Lansia mungkin akan merasa sedih hingga depresi berat usai mengalami serangan stroke. Namun, waspadai jika mereka mengalami gejala depresi dan beritahu dokter jika kamu melihat tanda-tanda depresi. Beri tahu mereka juga bahwa kamu mendukung dan akan terus menemani mereka dalam melewati penyakitnya.

Kurangi risiko terjadinya stroke lagi karena memiliki satu stroke menempatkan orang tua pada risiko yang lebih tinggi untuk mengalami serangan yang kedua. Turunkan risikonya dengan memastikan mereka makan makanan sehat yang diisi dengan buah-buahan dan sayuran, dan terhindar dari alkohol dan nikotin. Memasukkan olahraga ke dalam gaya hidup mereka setidaknya 30 menit sehari selama 5 hari seminggu. Jika mereka membutuhkan dukungan dalam hal ini, bicarakan dengan tim perawatan rehabilitatif mereka. Diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi semuanya meningkatkan risiko stroke. Ajak olahraga dengan benar, atur pola makan dan lakukan program penurunan berat badan untuk mengatasi masalah ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *