Example 728x250
Corona

Waspada Demam Berdarah, Lebih Mematikan Daripada Virus Corona

85
×

Waspada Demam Berdarah, Lebih Mematikan Daripada Virus Corona

Sebarkan artikel ini
aedes aegypti


Oleh :Dr.Abidinsyah Siregar (Ahli Utama/Mantan Ka.Pus Promosi Kesehatan Depkes)

Beberapa waktu lalu dilayar TVOne diberitakan 1.160 orang terinfeksi Virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sikka, NTT. Dilaporkan 13 kematian.

Peristiwa ini harus kita waspadai, karena Indonesia merupakan “rumahnya virus Aedes Agypti, DBD”. Kita harus punya perhatian terhadap faktor resiko penyebab penyakit, termasuk kewaspadaan tetap tinggi untuk mencegah penyebaran Virus COVID-19.

Kantor Kepresidenan mengkonfirmasi bahwa kasus terjangkit Virus COVID-19 telah bertambah menjadi 6 kasus, sejak 2 kasus pertama yang diumumkan Bapak Presiden pada 2 Maret yang lalu. Kini ada 300an suspect dan 23 orang masih menjalani penanganan serius di berbagai RS di Indonesia.

Dilaporkan pula bahwa 23 dari 34 Provinsi sudah melaporkan adanya suspect atau bertanda seperti terpapar virus COVID-19. Pro3FM memberitakan sudah 103 Negara terpapar COVID-19, yang terparah ada 3 Negara yaitu Iran, Italia dan Korsel. Semua berawal dari kota Wuhan di China. Menlu RI telah menerbitkan maklumat larangan mendarat atau transit di Indonesia bagi semua pesawat dari 3 Negara tersebut.

Virus ini menular antar manusia. Manusia terinfeksi virus menjadi perantara atau mediumnya. Penyebarannya melalui batuk (yang jika tidak menggunakan masker) percikan batuk (droplet) mengenai berbagai barang dan makanan. Kita bisa menjadi terinfeksi melalui JARI TANGAN.

Pencegahannya MUDAH, cukup jaga kebersihan diri dengan rajin cuci tangan pakai sabun, hindari kontak dengan orang terpapar. Tingkatkan imunitas dan kualitas kesehatan dengan makanan bergizi, cukup istirahat. Hindari sementara tempat keramaian. Jaga jarak dengan orang batuk/ demam. Bersihkan berbagai barang yang biasa digunakan dan dipegang di kantor dan di tempat umum.

JANGAN PANIK. Menurut Menkes RI, semua Fasilitas Kesehatan siap melayani secara professional dan gratis. Hingga saat ini tidak ada kematian akibat Virus COVID-19 di Indonesia.

BAGAIMANA MENCEGAH VIRUS DEMAM BERDARAH DENGUE.

Demam Berdarah Dengue (DBD) juga disebabkan oleh Virus. Bedanya, jika Virus Corona (VOVID-19) dibawa manusia, sedangkan Virus DBD dibawa nyamuk aedes aegypti, yang menggigit dan menghisap darah seseorang yang terinfeksi virus DBD. Kemudian nyamuk itu menggigit orang lain dan menyeprotkan virusnya sehingga terinfeksi.. Penyebarannya cepat karena medium virusnya nyamuk Aedes Aegypti. (Ingat nyamuk itu buanyak).

Virus DBD ini aktif di daerah tropis seperti Indonesia. Terutama pada musim setelah penghujan. Tetapi wilayah penyebarannya terbatas sesuai daya terbang nyamuk, sekitar 200 meter.

Mudah memutus mata rantainya dengan mencari sumber biakan jentik nyamuk yang biasanya di air bersih tergenang di berbagai barang bekas seperti ban bekas, gelas bekas, dan wadah lainnya.

Saya mempunyai pengalaman saat bertugas di Dinas Kesehatan Prov.Sumatera Utara dimana pada tahun 2000 terjadi outbreak DBD di kota Medan. Melalui surveilans epidemiologi dan pemetaan faktor resiko, kita temukan tempat biakan nyamuk ada pada rumah-rumah walet yaitu rumah yang difungsikan sebagai tempat penangkap dan penangkar burung walet. Didalamnya banyak di sediakan wadah2 tempat air bersih yang dibutuhkan walet.

Namun ada kejadian lain yang membingungkan ketika banyak siswa/i SMAN 1 Medan terinfeksi virus DBD dan dirawat di RS (elite). Sehingga DPRD Tk.I Sumut sempat “marah-marah”. Yang membingungkan adalah karena siswa/i nya adalah keluarga menengah ke atas dan berpendidikan, tinggal jauh dari rumah- rumah walet.

Kembali dengan metode Surveilans pemetaan radius 200 meter, ditemukan adanya genangan air bersih pada beberapa area lantai pembangunan baru Mall Sun Plaza yang jaraknya sekitar 150 meter dari Sekolah.

Mengapa anak sekolah korban yang paling sering terjangkit?
Karena nyamuk Aedes terbang hanya pagi dan sore hari, persis jam sekolah belajar mengajar.

Nyamuk Aedes Aegypti sangat mudah dikenal, terbang pada pagi dan sore, bentuk kecil kehitaman dengan tubuh bertotol warna putih.

Dari data WHO diketahui setiap tahunnya virus DBD menginfeksi sampai 75 juta orang, dan menyebabkan kematian hingga 25.000 orang.

Virus DBD telah menyebar pada lebih 100 Negara, tetapi yang paling aktif dan fatal di daerah garis equator atau khatulistiwa.
Dalam 50 tahun terakhir terjadi peningkatan kejadian wabah dan kematian, hal ini berhubungan dengan peningkatan populasi manusia, mobilitas manusia antar wilayah, masih rendah pengetahuan masyarakat dan terjadinya pemanasan global..

BAGAIMANA MENCEGAH DARI VIRUS DBD?

TIDAK SULIT, cukup lakukan bersih-bersih :

DI RUMAH :

  1. Jika menggunakan bak mandi, kuraslah airnya 1x dalam seminggu
  2. Pastikan tidak ada barang bekas yang bisa menjadi wadah air pengembangbiakan nyamuk.
  3. Gunakan kelambu nyamuk.
  4. Jangan menggantung pakaian menumpuk lama. (Biasanya dibelakang pintu kamar).
  5. Bersihkan tanaman liar/semak sekitar rumah.
  6. Tanami sekitar rumah dengan tanaman pengusir nyamuk spt : Sere wangi, Tapak Dara, dan Lavender.

DI LINGKUNGAN RUMAH :

  1. Gerakkan gotong royong bersih riol/parit dan semak.
  2. Cari dan kubur wadah2 kaca, kaleng dll tempat genangan air bersih.
  3. Upayakan pelaksanaan pengasapan/fogging untuk mematikan jentik nyamuk di permukaan air got/parit dll.

JANGAN RAGÙ-RAGU

Jika terdapat tanda-tanda :
Demam, ruam (bintik merah) serta nyeri otot/sendi dan kadang mual/muntah
CUKUPKAN banyak minum dan istirahat. KECUALI jika dalam 3 hari tidak pulih, bahkan terdapat tanda penurunan kesadaran, SEGERA ke Puskesmas atau RS terdekat.

Salam sehat untuk semua.
Wass.. (Halim PK, 090320)
Dr.Abidin/ GOLansia.com
#silahkan share untuk Indonesia sehat ????

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *