Example 728x250
Berita

In Memoriam Achmad Suyudi

173
×

In Memoriam Achmad Suyudi

Sebarkan artikel ini


MENKES SIMPATIK WAFAT DALAM SENYUM DAN KETENANGAN

Pesannya: Banyak Program baik dibidang Kesehatan, seharusnya dilanjut dan diperkuat.

Rangkuman: Dr. Abidin

Golansia.com — Persis diwaktu ashar pukul 15.45 jenazah Bapak Kesehatan Dr. Achmad Suyudi,MHA,Sp.B dikebumikan di Al-Azhar Memorial Cikarang, dalam acara sederhana, hikmat dan dibawah mentari yang teduh. Keluarga tampak hadir lengkap, tabah dan kuat.

Bu Suyudi bertutur dalam haru bahwa Bapak sekitar 1 jam sebelum wafat, tampak tenang, cerah, tersenyum dikelilingi Keluarga, anak, menantu dan cucu.

Menkes Budi Gunadi Sadikin sempat melayat di kediaman. Demikian pula mantan Menkes Prof. Faried A Moeloek didampingi istri yang juga mantan Menkes RI ibu Prof. Nila D. Moeloek.

Dipemakaman sayangnya tidak terlihat Pejabat Negara baik dari Kantor Kepresidenan, Kemenko PMK RI maupun Kemenkes RI.

Menurut Achmad Sucipto, adik kandung almarhum bahwa almarhum yang biasa mereka panggil Mas Cu adalah anak ke-3 dari 6 orang bersaudara putra Bapak Musdari Darmoprawiro (alm), seorang Kepala SD di Bondowoso. 4 lainnya sudah lebih dahulu wafat.

Mas Cu, dimasa mudanya, memang sudah menunjukkan kecerdasan dan kemampuan komunikasi simpatik, organisator ulung, dan itu menjadi “penanda”, kata semua yang pernah berinteraksi dengan almarhum.

Karakter dasar itu mengantarkannya sampai ke puncak karir, mulai sebagai Dokter Puskesmas di Pulau Buru, Maluku dan terus berlanjut jabatan lainnya, hingga dipercaya menjadi Dirut RSU Bengkulu. Bu Suyudi menyampaikan, mereka awet 13 tahun di Bengkulu dan anak-anak pun lahirnya disana.

Selepas itu menjadi Direktur Utama di RSUP Sardjito Jogyakarta.

Daerah Istimewa Jogyakarta, juga punya keistimewaan yaitu Gunung Merapi yang memiliki siklus erupsi (bisa berulang) yang dikenal sifatnya eksplosif mulai dari level lemah hingga paling kuat yaitu katastropik, yang bisa menjangkau Jogya yang berjarak 30 Km dari Gunung Merapi, dan tercatat sudah beberapa kali menghilangkan Desa/Dusun karena erupsinya.

Achmad Suyudi, sebagai ahli kerumahsakitan, pakar kegawat daruratan dan ahli Bedah, langsung memimpin upaya peningkatan kesiapsiagaan bencana bagi masyarakat menghadapi Krisis kesehatan akibat bencana.

Selanjutnya Presiden mengangkat Achmad Suyudi menjadi Direktur Jenderal Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI.

Gagasannya tentang Pusat Penanganan Krisis, Safe Community dan Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) membuat Depkes relatif tangguh menghadapi berbagai bencana.

Prestasi-prestasi itu menghantarkannya menjadi Menteri Kesehatan RI ke XIV melanjutkan kepemimpinan Prof.Dr.Faried A.Moeloek yang terkenal dengan Konsep Paradigma Sehat.

Achmad Suyudi, menjadi Menteri Kesehatan pada 2 Kabinet yang berbeda, yaitu dalam Kabinet Persatuan Nasional 1999-2001 sebagai pembantu Presiden Abdurrahman Wachid, dan berlanjut dalam Kabinet Gotongroyong 2001-2004 sebagai pembantu Presiden Megawaty Soekarnoputri.

Periode ini tidak ringan, terjadi “revolusi organisasi dan pola pikir Pembangunan Kesehatan” dari era Sentralistik menuju era Desentralisasi. Juga memastikan pemekaran Provinsi dan ratusan Kabupaten/Kota efektif dengan potensi daerah.

Ada kisah menarik juga heroik. Dr.Mulya Hasymi,Sp.B (terakhir menjabat Sekretaris Ditjen Yankes/BUKR Depkes) dan Zulkarnain Kasim, SKM (terakhir Sekretaris Badan PPSDM Depkes) bercerita ketika Menkes Achmad Suyudi berkeinginan meresmikan fasilitas kesehatan RSUD Lhok Seumawe, Aceh, tidak diizinkan dengan alasan keamanan (ingat DOM).

Achmad Suyudi nekad menghadap Presiden. Dengan izin Presiden beliau berangkat ke Lhok Seumawe dengan pengawalan penuh Marinir/TNI-AL. Tentu kontigensi sudah siap dilepas pantai.

Menkes diberi waktu sebentar. Untuk sambutan peresmian.

Di ruang bedah yang juga diresmikan, sedang berlangsung operasi bibir sumbing.

Beliau diminta untuk cukup memberi tanda awal sayatan operasi. Agar bisa lebih cepat ke bandara dan kembali ke Jakarta.

Yang terjadi kemudian, beliau minta ganti baju operasi, kemudian cuci tangan, pakai sarung tangan dan mengerjakan sampai tuntas 2 operasi bibir sumbing.

Sementara pendamping dan pengawal stress.

RUANG RAPAT CUT MEUTIA KEMENKES

Ruang Rapat Cut Meutia kantor Menteri Kesehatan adalah karya Achmad Suyudi.

Dr.Sjafii Ahmad,MPH (Mantan Sekretaris Jenderal Depkes, yang dikenal “kesayangan” pak Achmad Suyudi) dan Dr.Mulya Hasymi,Sp.B serta Bambang (Mantan Ajudan Menkes) menambahkan kisah terkait Alm Achmad Suyudi.

Kata mereka, Bapak merasa terharu dan terinspirasi kepahlawanan dan perjuangan pahlawan Aceh Cut Meutia, saat menerima lukisan Cut Meutia selepas peresmian RSUD Cut Meutia Lhokseumawe.

Perasaan itu dikemukakan pak Menkes saat memberikan Pidato sambutan dan beliau menyatakan bahwa nantinya Ruang Rapat Pimpinan di Depkes akan menjadi Ruang Cut Meutia dan lukisan Cut Meutia akan diabadikan di dalam Ruang Rapat Cut Meutia.

Beliau juga menyatakan bahwa dari Ruang Rapat Cut Meutia yang dipakai Rapat-Rapat Pimpinan kelak akan menghasilkan keputusan-keputusan penting dan strategis tentang Kesehatan.

KENANGAN PRIBADI

Bagi saya Almarhum adalah “bapakku” karena interaksi dan komunikasi yang sangat memotivasi.

Saya merasa menjadi orang yang selalu diperhatikan oleh Pak Suyudi.

Di masa beliau menjadi Menkes, saya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun di Sum.Utara, diwilayah itu ada proyek Strategis Nasional yaitu Perkebunan Karet dan Coklat, termasuk perkebunan asing. Juga Danau Toba dan Kota wisata Prapat, yang sering dikunjungi Tamu Negara, tentu selalu ada kegiatan VVIP, yang untuk itu banyak menggunakan Protokol Tetap Depkes, termasuk melatih tim Gawat Darurat Danau.

Saat menjabat Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Kanwil Depkes Prov.Sum. Utara dan Kepala Bagian Tata Dinas Kesehatan Provinsi Sum.Utara (setelah penggabungan Otonomi Daerah) yang sekaligus sebagai Kordinator Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan, hingga jelang akhir 2005 sebelum ditarik ke Depkes Oktober 2005, sangat amat sering diundang Depkes menyusun banyak Pedoman/Petunjuk Tehnis/SOP dan ketentuan lainnya, sebahagian kolaborasi Depkes dengan OECF dan dengan JICA.

Mungkin beliau ingat saya, karena sering manggut-manggut didepan beliau jadi diingat gaya manggutnya.

Setiap Kunjungan dinas ke Sumatera Utara, maka saya selalu ditugasi menjadi pendamping.

Satu ketika beliau sampai dua kali mengatakan “Abidin kamu sudah pantas ikut mengurus Indonesia, kamu layak dinas di Depkes”.

Saya hanya tersenyum (kecut) bagaimana mungkin saya yang orang kecil di Sumatera Utara bisa dipandang begitu heboh oleh Pak Suyudi.

Hubungan kami terus berlanjut, sampai kemarin-kemarin walaupun hanya via telepon atau WA.

Itu sungguh menjadi satu kebahagiaan, ada orang hebat berpengalaman luar biasa, karir yang hebat tapi rela membagi waktu dan perhatiannya untuk berkomunikasi, sungguh suatu kebanggaan dan itu adalah kepercayaan yang sangat berharga.

OBKESINDO

Ketika saya bersama teman-teman purnabakti ASN dan purnawirawan pati TNI/Polri yang umumnya mantan Eselon 1-2 Lintas sektor dan lintas profesi serta tokoh akademisi mendirikan satu organisasi yang bernama Observasi Kesehatan Indonesia (OBKESINDO) atau Indonesia Health Observer (IHO) yang semula direncanakan bernama Indonesia Health Watch (IHW) sebagai satu upaya membantu negeri dengan bermodal pengalaman sebagai aparat pemerintah/swasta yang secara independent peduli Health and Beyond Health.

OBKESINDO melihat bahwa ujung dari semua pencapaian program (OUTCOME) tidak seperti apa yang diharapkan.

Bahkan menyisakan banyak masalah dan kesenjangan dan karena tidak dilakukan evaluasi yang mendalam, maka dari tahun ke tahun hanya mengumpulkan kumulatif permasalahan kesehatan yang akhirnya menarik turun kualitas kesehatan secara nasional yang dibuktikan dari berbagai macam hasil penelitian baik dalam negeri maupun hasil publikasi Organisasi /Lembaga/Agent Kesehatan Internasional.

Hal ini menggelisahkan dan harus ada orang-orang yang mau membagi waktu dan perhatian membantu negeri, karena ini tanggung jawab kita bersama bukan hanya tanggung jawab Kementerian Kesehatan semata.

Untuk meyakinkan pendeklarasian semangat ini, sejumlah tokoh segera dihubungi seperti Prof.Haryono Suyono (mantan Menko Kesra), Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar (Mantan Gubernur Lemhannas), Ibu Dr.Siti Fadilah (Mantan Menkes), Prof.Bomer Pasaribu (Mantan Menaker dan Transmigrasi), Ibu Dr.Nafsiah Mboi (Mantan Menkes), Prof.Fasli Jalal (mantan Wamendik dan Kepala BKKBN) dan Dr.Achmad Suyudi.

Prof FA Moeloek dan Ibu Prof Nila D. Moeloek tidak dimintai masukan karena saat yang sama sedang dalam kondisi tidak memungkinkan.

Setelah saya WA, saya yang malah dihubungi pak Achmad Suyudi. Menginformasikan sedang di Jogjakarta, katanya bersama teman-temannya punya kegiatan sosial membantu masyarakat.

Masya Allah, dalam takjub saya bangga Bapakku walau sudah sepuh masih juga bekerja dan berpikir untuk masyarakat, hebat hebat hebat Bapakku.

Saya laporkan rencana dan visi mendirikan organisasi Observasi, saya bercerita dari hulu ke hilirnya. Respons beliau surprise ini bagus katanya.

Mohon beri masukan. Dan mohon berkenan sebagai Penasehat. Beliau langsung menjawab untuk penasehat saya mohon maaf karena saya adalah bekas Menteri Kesehatan dan apa yang akan kalian awasi atau observasi adalah hasil kegiatan kesehatan maka menjadi tidak etis bagi saya ada di dalamnya. Tetapi saya siap untuk diajak diskusi membicarakan apa saja di bidang kesehatan.

Untuk masukan, beliau sambil tarik nafas mengingatkan bahwa sungguh banyak Terobosan, Model intervensi, Deregulasi, Transformasi termasuk Posyandu, Posbindu, Save Community yang seharusnya dilanjutkan, diperkuat dan diberdayakan.

Terima kasih Pak, atas komunikasi masukan dan nasehatmu selama ini semoga itu semua menjadi bagian dari kumpulan hebat amal ibadahmu dalam menjalani perjalanan hidup selama 82 Tahun, lebih dari umur harapan hidup Indonesia.

Doa kami semoga Bapak wafat dalam Khusnul Khotimah dan mendapat Surga Jannatunnaiim.

 

Cikarang-Sunter, 2 Mei 2023

Dr. Abidinsyah Siregar

Ketua Umum BPP OBKESINDO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *