Example 728x250
Beranda

Apa Saja Syarat Penderita Kanker Agar Dapat Berpuasa?

204
×

Apa Saja Syarat Penderita Kanker Agar Dapat Berpuasa?

Sebarkan artikel ini


GOLANSIA.COM – Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018.

Pada Laki-laki kasus kanker terbanyak adalah Kanker Paru dan Perempuan adalah Kanker Payudara. “Kasus kanker terbanyak yang kami temukan sebesar 70% itu adalah kanker payudara,” ungkap  dr. Indra Hidayah Siregar, Sp.B K (Onk) mengawali perbincangan.

Kenyataannya memang penderita kanker tidak semakin berkurang, tapi penderita kanker dengan beragam tingkat keparahan (stadium) banyak juga yang masih bersemangat menjalankan ibadah puasa. Ketika ditanya apakah dibolehkan penderita kanker berpuasa? Jawaban Dokter Indra lantas mengacu pada  Al Quran Surat Al-Qamar ayat 49 yang artinya sebagai berikut “Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” dan ditafsirkan oleh Kemenag Ri sebagai “Apa yang terjadi pada semua makhluk sudah ditetapkan oleh Allah. Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran, yaitu suatu sistem dan ketentuan yang telah ditetapkan.”

Pada perbincangan yang diadakan Rumah Sakit Awal Bros Batam, Dokter Indra membuka pandangan mengenai apa dan bagaimana seorang penderita kanker dapat berpuasa, ”Saya kira ini ada kaitannya dengan satu ayat di dalam Alquran surah Al- Qamar ayat 49, sesungguhnya Aku menciptakan segala sesuatu itu menurut ukurannya. Tidak disebutkan Allah menurut besarnya kecilnya tidak. Tapi ukurannya berarti sudah ada kata-kata seimbang di dalam itu, bagaimana angka seimbang itu, itulah gunanya manusia melakukan penelitian maka di lihatlah pasien-pasien kanker mana yang pantas untuk menjalani puasa mana yang kurang pantas atau sama sekali bisa dikatakan kontraindikasi untuk melakukan puasa,”

Lebih lanjut, Dokter Indra memberi gambaran, sebenarnya apa yang terjadi pada seseorang saat berpuasa, “Pada saat seseorang berpuasa itu bisa dikatakan semua metabolismenya melambat metabolisme di tubuhnya proses terbentuknya nutrisi yang diambil, asupan nutrisi yang digunakan jadi energi pada glukosa dan sebagainya itu semuanya dibatasi dan prosesnya melambat kaitannya dengan kanker dengan demikian maka pembentukan sel-sel juga akan melambat otomatis dan itu bagi kanker akan sangat merugikan dia dimana dia kan ingin menguasai tubuh inangnya atau induknya begitu ya atau host-nya nah akibat berpuasa ini otomatis karena sel-sel yang melambat ya pembelahan sel menjadi terganggu atau berkurang otomatis jadi tidak begitu cepat pertumbuhannya.”

Menurut dokter yang mendapat gelar spesialis bedah dari Universiats Sumatera Utara ini, satu hal yang baik saat orang berpuasa biasanya kadar gula dalam tubuhnya akan menurun sementara kita tahu gula ini adalah “makanan” kanker. Maka hal ini  akan sangat membantu atau menguntungkan bagi penderita kanker jadi berpuasa bagi penderita kanker itu secara umum baik. Tetapi perlu diperhatikan berpuasa yang bagaimana?

“Situasi pasien kanker ya bagaimana kah? Karena bagaimanapun apabila berpuasa dilakukan secara terus-menerus bagaimanapun pada satu titik dia akan mengakibatkan kelemahan misalnya nutrisi tidak diperbaiki asupan makanan tidak baik,” ungkap Dokter Indra. “Pasien kanker yang melakukan kemoterapi itu biasanya seminggu pertama akan sering mual muntah. Pada kondisi ini otomatis asupan makanan jadi berkurang, nah itu harus diwaspadai.” Lanjutnya.

Dikaitkan dengan Surat Al Qamar ayat 49 tersebut, dengan melakukan penelitian maka dapat ditentukan pasien-pasien kanker mana yang pantas untuk menjalani puasa dan mana yang kurang pantas, atau sama sekali bisa dikatakan kontraindikasi untuk melakukan puasa. Menurut penelitian dan pengalaman pasien yang menjalani kemoterapi itu biasanya pada minggu pertama, daya tahan tubuhnya akan menurun, “Menurun ditandai dengan leukosit nya akan jauh menurun misalnya dari normalnya di bawah di atas empat ribu ketika selesai terapi hari kelima, hari turun dan hanya tinggal empat ratus saja. Memang sifatnya individu, tidak sama antara satu dengan lainnya. Nah kalau sudah sampai yang imunitasnya rendah, tanpa puasa saja kondisinya sudah harus diwaspadai, istilahnya orang batuk jarak berapa meter dari dia, kuman bisa langsung menginfeksi, begitu mudahnya. Jadi kita tidak menganjurkan puasa pada pasien dengan kondisi seperti ini,” demikian dokter Indra menjelaskan.

pasien-pasien kanker mana yang pantas untuk menjalani puasa dan mana yang kurang pantas, atau sama sekali bisa dikatakan kontraindikasi untuk melakukan puasa

Tentu berbeda dengan pasien dengan kondisi pasca kemoterapi dengan kondisi baik, “Tapi kalau untuk pasien yang selesai satu minggu setelah kemoterapi dan angka leukositnya di atas tiga ribu mungkin kita masih bisa membolehkan si pasien menjalani puasa tapi dengan catatan harus mengawasi tubuhnya. Begitu tubuhnya mengalami penurunan atau mengalami demam atau dia misalnya diare, muntah. Itu jangan diteruskan berpuasa,” ungkapnya memberi gambaran.

Umumnya memang ada tiga fase pasca kemoterapi.

  1. Seminggu Setelah Kemoterapi, biasanya pasien sangat nge-drop, mual muntah hebat, rambut rontok kemudian HB leukosit trombosit nya itu akan menurun bahkan bisa menurun sangat drastis.
  2. Dua Minggu Setelah Kemoterapi, kedua setelah kemoterapi kondisi ini akan membaik tetapi belum stabil.
  3. Tiga Minggu Setelah Kemoterapi, biasanya kondisi sudah stabil sudah normal, selera makan sudah kembali lagi karena mungkin obat kemoterapi di dalam tubuhnya sudah berkurang jumlahnya,  sehingga dia pulih kembali. Posisi ketiga inilah yang ideal dijadikan moment untuk dapat menjalani puasa. Meski selalu dengan pengawasan dokter tentunya.

Hingga apa yang disampaikan Dokter Indra menjadi terang dan jelas, apa saja persyaratan bagi penderita kanker untuk dapat berpuasa. Meski puasa sangat bermanfaat dalam menekan pertumbuhan sel kanker, namun kondisi pasien juga sangat menentukan kapan waktu yang tepat untuk menjalankan puasa terlebih Puasa Ramadhan yang setiap ummat islam rindukan untuk dapat menjalankannya dengan penuh keimanan.

Dasuciana

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *